Warga negara Ukraina, Igor Iermakov, menjadi korban penculikan, penganiayaan, dan perampokan oleh sembilan warga asing asal Rusia. Iermakov dan istrinya telah melaporkan kejadian tersebut ke polisi sebanyak dua kali, namun laporan tersebut sempat tidak ditindaklanjuti.
Pengacara korban, Syamsu Djalal, mengatakan laporan pertama diajukan pada 15 Desember 2024 ke Polresta Denpasar oleh istri Iermakov.
"Tanggal 15 Desember 2024 setelah diculik itu, laporlah dia (Iermakov) ke Polresta Denpasar. Istrinya yang melaporkan, tapi nggak digubris, kan," kata Syamsu kepada detikBali, Jumat (31/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena tidak ada tindak lanjut, laporan kedua diajukan pada 20 Desember 2024 ke Polda Bali. Namun, menurut Syamsu, laporan tersebut juga tidak segera direspons.
Merasa frustrasi, Syamsu memutuskan mempublikasikan kasus ini ke media pada 20 Januari 2025. Setelah publikasi tersebut, polisi mulai bergerak melakukan penyelidikan, termasuk melakukan pra-rekonstruksi di lokasi kejadian pada Kamis (30/1/2025).
"Harusnya kalau kurang bukti atau apa, mereka bisa mengadakan
penyelidikan. Datang ke TKP (tempat kejadian perkara) atau apalah. Harusnya begitu," ujar Syamsu.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Ariasandy membenarkan laporan diterima pada 20 Desember 2024. Ia menyebutkan bahwa proses penyelidikan memakan waktu.
"Ngga ada kendala. Ya namanya proses lidik, tentunya butuh waktu," ujar Ariasandy.
Ariasandy mengungkapkan, polisi telah mengamankan seorang warga Rusia bernama Khasan Ashkabov (30), yang diduga menjadi pelaku utama sekaligus otak penculikan dan perampokan terhadap Iermakov.
"Inisial KA. Salah satu dari sembilan terlapor. Masih didalami perannya, apakah terlibat atau tidak. Mudah-mudahan segera terungkap," katanya.
(dpw/dpw)