Siswi di Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial PDK (15) yang tengah hamil tujuh bulan akibat diperkosa pamannya, PBN, bakal divisum ulang. PDK divisum ulang terkait kehamilannya.
Kapolres Manggarai Timur, AKBP Suryanto, mengatakan PDK harus divisum ulang oleh dokter spesialis kandungan sesuai petunjuk jaksa. Siswi kelas 1 sekolah menengah atas (SMA) itu sebelumnya divisum dokter umum.
"Perlu visum ulang dengan dokter spesialis karena sudah hamil. Petunjuk jaksa harus dokter spesialis kandungan. Sebelumnya dicek oleh dokter umum," kata Suryanto, Jumat (24/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penanganan kasus siswi diperkosa pamannya itu belum dinaikkan ke tahap penyidikan. Salah satunya alasannya, masih harus menunggu hasil visum ulang terhadap PDK. Polisi juga belum menahan PBN karena masih dalam proses penyelidikan.
Penyidik sedang mengupayakan agar PDK bisa segera divisum. Akses jalan dan komunikasi yang sulit menjadi salah satu kendala bagi korban untuk bisa menjalani visum ulang.
"Kami masih berpikir caranya bagaimana (caranya) karena jarak cukup jauh dan kondisi kandungan sudah cukup besar. Kami sedang cari cara, apa mungkin datangkan peralatan dengan mobil puskesmas ke sana. Jangan sampai nanti ada masalah baru kalau korban datang dengan kondisi hamil besar dan ada masalah di jalan," jelas Suryanto.
Diberitakan sebelumnya, PBN memerkosa PDK selama tiga tahun. PBN pertama kali memerkosa PDK pada 2022 saat masih kelas 2 sekolah menengah pertama (SMP). PBN terakhir kali memerkosa PDK pada April 2024.
Pemerkosaan terakhir dilakukan di ruang kantor sebuah sekolah dasar (SD) di sana. Setiap kali memerkosa PDK, PBN mengancamnya untuk tidak memberi tahu ulah bejatnya kepada siapa pun.
PBN menjalankan aksi bejatnya pertama kali saat mendatangi rumah PDK pada 2022. Kala itu, PBN datang ke rumah keponakannya untuk mengambil makanan ternak. PBN memanfaatkan situasi rumah yang sepi untuk memerkosa PDK.
PBN kembali mengulangi perbuatannya dengan memerkosa PDK saat orang tua korban tak ada di rumah. Terakhir, PBN memerkosa PDK di ruang kantor SD. Modusnya, PBN menjemput PDK ke rumahnya dengan alasan istrinya ada perlu dengan korban.
(hsa/hsa)