Diperiksa Kasus Dugaan Pungli Proyek DAK, Aidy Furqan Pusing

Diperiksa Kasus Dugaan Pungli Proyek DAK, Aidy Furqan Pusing

Edi Suryansyah - detikBali
Senin, 13 Jan 2025 16:26 WIB
Kadisdikbud NTB, Aidy Furqan, seusai diperiksa di Unit Tipidkor Polresta Mataram, Senin (13/1/2024). (Edi Suryansyah/detikBali)
Kadisdikbud NTB, Aidy Furqan, seusai diperiksa di Unit Tipidkor Polresta Mataram, Senin (13/1/2024). (Edi Suryansyah/detikBali)
Mataram -

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Nusa Tenggara Barat (NTB), Aidy Furqan, menjalani pemeriksaan oleh Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Polresta Mataram terkait kasus dugaan pungutan liar (pungli) proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2024. Ia enggan berkomentar soal dugaan aliran dana dalam kasus tersebut dan mengaku pusing karena banyak laporan ke penegak hukum.

"No comment, karena saya juga tidak mengalami itu," ujar Aidy seusai pemeriksaan, Senin (13/1/2025).

Nama Aidy Furqan sebelumnya disebut-sebut dalam kasus pungli yang melibatkan eks Kepala Bidang SMK Dikbud NTB, Ahmad Muslim, yang tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait pengerjaan proyek DAK di SMKN 3 Mataram.

Aidy membantah menerima perintah untuk meminta fee proyek kepada kontraktor. "Tidak ada (perintah), nggak ada, tugas kami sudah selesai," tegasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pusing dengan Banyaknya Laporan

Aidy mengaku pusing dengan banyaknya laporan terkait pengerjaan proyek DAK yang masuk ke aparat penegak hukum. Meski demikian, ia berharap pengelolaan anggaran ke depan semakin baik.

"Ikutin aturan deh. Saya juga pusing ini, yang kedua hasil evaluasi ini tentu ada tahapan kerja yang lebih bagus lah," katanya.

ADVERTISEMENT

Aidy juga menanggapi laporan terbaru dari seorang kontraktor yang mengaku telah memberikan fee kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang SMA Dikbud NTB, Lalu Sucandra, tetapi tidak mendapatkan proyek.

"Saya baru dapat baca berita saja. Polanya saya belum tahu," ujarnya.

Aidy membantah adanya hubungan istimewa dengan Lalu Sucandra Wibawa yang merupakan PPK dalam proyek itu. "Kalau keluarga, ya, kami orang Lombok keluarga orang Indonesia juga keluarga. Kalau disebut keluarga dekat, karena saya orang Lombok Utara, Pak Sucandra orang mana. Bisa jadi keluarga jauh," kelitnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads