Polisi membeberkan kronologi penangkapan terhadap 15 imigran asal Bangladesh di Pantai Hena, Desa Kolobolon, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Belasan pria itu sebelumnya hendak diselundupkan ke Australia.
Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, menuturkan kejadian itu berawal saat seorang warga, Gabriel Dillak, hendak membeli ikan dari nelayan di Pantai Hena melihat 15 imigran itu sedang berada di sekitar pantai. Peristiwa itu sekitar pukul 09.50 Wita.
Gabriel langsung menghentikan mobil Kepala Desa Kolobolon, Esaf Mbuik, untuk melaporkan keberadaan para imigran tersebut saat Esaf sedang melintasi lokasi kejadian dengan mobilnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Esaf langsung berinisiatif menjemput para imigran tersebut menggunakan mobilnya untuk dibawa ke rumahnya. Di sana, Esaf langsung melaporkan kepada polisi.
"Sehingga saya bersama anggota langsung menuju lokasi kejadian untuk mengamankan mereka ke Mapolres Rote Ndao," tutur Mardiono, Jumat (20/12/2024).
Saat diinterogasi, Mardiono berujar, salah satu imigran, Muhamad Tosir Ahmed, mengaku mereka awalnya berangkat dari Malaysia menuju Medan, Sumatera Utara, menggunakan kapal kayu pada pertengahan September 2024.
Tiba di Medan, mereka menginap selama 20 hari. Selanjutnya mereka diberangkatkan dengan bus ke Jakarta dengan biaya sebesar Rp 175 juta.
Setelah sebulan di Jakarta, mereka sebanyak 41 orang kemudian diberangkatkan dengan kapal ikan ke Pulau Christmas Australia oleh dua anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang sedang dalam penyelidikan polisi.
Mereka berlayar selama 6 hari di laut. Namun dalam perjalanannya, nakhoda kapal kabur meninggalkan mereka dengan menggunakan sebuah kapal kecil yang telah disiapkan untuk kembali ke perairan Indonesia.
"Jadi saat itu para imigran tetap melanjutkan pelayaran menuju Pulau Christmas, Australia, berbekal sebuah kompas," ungkap Mardiono.
Tiba di Pulau Christmas, mereka ditangkap dan ditahan oleh Australian Border Force (ABF) di atas kapal BSW selama 16 hari. Sedangkan kapal ikan yang mereka tumpangi ditenggelamkan oleh ABF.
Akhirnya pada Kamis (19/12/2024) sekitar pukul 05.00 Wita, 15 imigran dari total 41 orang tersebut dipindahkan ke sebuah kapal yang telah disiapkan untuk membawa pulang mereka dari Australia menuju ke Rote Ndao dan tiba pada pukul 09.00 Wita.
"Nahkoda kapal yang mengangkut mereka saat itu langsung kabur dan kami sedang lakukan pengejaran," imbuh Mardiono.
Mardiono mengatakan 14 imigran tersebut semuanya berjenis kelamin laki-laki. Kondisi mereka sehat dan satu orang sakit diabetes.
"Ketika mereka diamankan, semuanya tidak memiliki identitas apapun," pungkap Mardiono.
Sebelumnya, polisi menangkap 15 imigran gelap asal Bangladesh di Pantai Hena, Desa Kolobolon, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao, Kamis (19/12/2024) pagi. Mereka diduga hendak diselundupkan ke Australia.
"Ini mereka di-drop, bukan terdampar," ungkap Mardiono.
Mardiono menjelaskan 15 orang itu sudah diamankan di Polres Rote Ndao untuk proses hukum lanjutan. Polisi masih menyelidiki kapal yang memuat belasan imigran itu.
(nor/nor)