Aset Rp 200 Miliar Robot Trading NET89 Akan Dilelang, Uangnya untuk Korban

Aset Rp 200 Miliar Robot Trading NET89 Akan Dilelang, Uangnya untuk Korban

Aryo Mahendro - detikBali
Rabu, 18 Des 2024 17:43 WIB
Polisi aset kasus investasi bodong robot trading NET89 di Denpasar, Rabu (18/12/2024). (Aryo Mahendro).
Foto: Polisi aset kasus investasi bodong robot trading NET89 di Denpasar, Rabu (18/12/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).
Denpasar -

Sebanyak tujuh aset senilai Rp 200 miliar hasil penipuan investasi bodong robot trading NET89, akan dilelang setelah putusan dari Pengadilan Negeri (PN) Tangerang. Uang hasil lelang asetnya akan diberikan ke para korban investasi bodong itu. Tujuh aset itu berada di enam lokasi di Bali.

"Ini kami lakukan penyitaan. Nanti, putusan pengadilan. Syukur-syukur dari putusan pengadilan sebagai pergantian untuk korban yang sudah menginvestasikan uangnya PT SMI (PT Simbiotik Multitalenta Indonesia)," kata Kanit 5 Subdit II Perbankan Dittipideksus Bareskrim Polri Kompol Karta seusai memasang tanda sita aset di sebuah gedung mangkrak di Jalan Kapten Tantular Nomor 22, Denpasar, Rabu (18/12/2024).

Nilai tujuh aset Bali hasil investasi bodong itu bervariasi. Mulai Rp 9 miliar hingga Rp 75 miliar. Total mencapai Rp 200 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karta mengatakan ada warga Bali yang jadi korban investasi bodong itu. Hanya, tidak diketahui berapa jumlahnya, karena tidak ada satu pun korban investasi bodong NET89 di Bali yang melapor ke polisi.

"(Di Bali ada korban) ada juga korbannya. Tapi belum lapor ke kami. Mayoritas (korban) asal Jawa, Kalimantan, dan Sumatera," kata Karta.

Adapun dua aset yang disita berlokasi di Denpasar. Aset pertama, sebuah bangunan mangkrak bernama Renon Tower di Jalan Kapten Tantular Nomor 22. Bangunan itu akan dijadikan gedung perkantoran oleh tersangka Andreas Andriyanto.

Lalu, ada aset berupa bangunan dan tanah di Jalan Hayam Wuruk Nomor 256, Denpasar. Lima aset lainnya berada di Kabupaten Badung. Yakni, Abisha89 Hotel di Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 403; Abisha89 Resort di Jalan Wisma Udayana, Jimbaran; Abisha89 Sport Club di Jalan Nuansa Utama Raya Nomor 257, Jimbaran. Ada juga aset berupa dua unit vila yakni Alila, unit C7 dan C8, di Jalan Belimbing Sari, Tambiyak, Pecatu, Badung.

"(Asetnya) rata-rata (berupa) hotel, vila, dan tanah kosong. (Renon Tower) itu atas nama istrinya (Andreas) inisial TS. Dia sudah kami tetapkan tersangka. Rata-rata, aset yang kami sita itu atas nama istrinya Andreas," ungkap Karta.

Untuk diketahui, kejahatan investasi bodong itu terjadi sejak 2019 hingga 2022. Modusnya, para korban diajak berinvestasi dengan menyetor sejumlah dana ke robot trading NET89.

Janjinya, modal yang disetorkan tidak akan hilang dan akan mendapat keuntungan besar. Namun, tiga tahun berlalu, dana deposit yang disetor para korban justru tidak pernah kembali.

Total ada tujuh ribu korban akibat investasi bodong itu. Total kerugiannya mencapai hampir Rp 1 triliun dan nilai total aset yang disita sebesar Rp 1,5 triliun.

Andreas Andriyanto dan Lauw Swan Hie Samuel adalah otaknya. Selain di Bali, Andreas dan Samuel mencuci uang hasil penipuannya berupa aset yang berlokasi di Jawa Timur, Jakarta, Jawa Barat, Kota Samarinda, Batam, Riau, dan Bangka Belitung.

"Dari aliran dana yang kami sita, banyak dipergunakan tersangka Andreas dan Samuel yang sedang (kabur) ke luar negeri," katanya.

Karta mengatakan 10 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu. Andreas dan Samuel, yang kabur ke luar negeri, kini sedang diburu. Sedangkan, istrinya Andreas, kini juga sedang dicari.

Sedangkan, tujuh tersangka lainnya sudah ditahan. Ada juga beberapa exchanger atau kaki tangan Andreas yang menerima aliran dana penipuan itu, yang sedang diburu. Karta mengatakan mereka kini sedang berada di Bali.

"Di Bali kami sedang melakukan pengejaran. Karena ada di sini exchanger juga yang menerima aliran (dana deposito) korban-korban dari Jakarta (kabur) ke Bali," katanya.




(hsa/gsp)

Hide Ads