Buntut Panjang Polemik Pesta Kembang Api Finns Beach Club

Round Up

Buntut Panjang Polemik Pesta Kembang Api Finns Beach Club

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 18 Okt 2024 08:49 WIB
Tangkapan layarΒ pesta kembang api saat umat Hindu menggelar ritual keagamaan di Pantai Berawa,Β Kuta Utara, Badung, Bali.
Tangkapan layarΒ pesta kembang api saat umat Hindu menggelar ritual keagamaan di Pantai Berawa,Β Kuta Utara, Badung, Bali.
Badung -

Pesta kembang api di Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung, Bali, oleh Finns Beach Club berbuntut panjang. Kecaman datang dari berbagai pihak karena kelab itu dinilai tak menghormati umat Hindu yang sedang melaksanakan ritual suci.

Belakangan mencuat, beach club disebut tak menghiraukan permintaan warga untuk menunda pesta kembang api itu. Mereka tetap ngotot untuk berpesta.

Prajuru Adat Sempat Minta Pesta Kembang Api Ditunda

Warga menyebut prajuru Banjar Adat Tegal Gundul, Canggu, Desa Tibubeneng, telah meminta pesta kembang api ditunda selama 30 menit. Namun, kembang api itu tetap dinyalakan tepat saat ritual upacara hingga akhirnya viral di media sosial (medsos).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami meminta agar jadwal digeser 30 menit karena ada upacara. Dari pihak sana menyebut sudah terjadwal dan para tamu sudah tahu ada jadwal peluncuran kembang api, dan akan ada DJ, dihitung mundur," kata Kelian Banjar Tegal Gundul, I Made Wira Atmaja, Kamis (17/10/2024).

Wira menuturkan salah satu warga Banjar Tegal Gundul menggelar upacara ngaben yang digelar pada 13 Oktober 2024 sejak pukul 08.00 Wita. Bahkan, tenda untuk sulinggih memandu upacara di pantai sudah dibangun sejak pagi.

ADVERTISEMENT

Upacara juga dilanjutkan di Pantai Berawa setelah selesai prosesi kremasi dan rangkaian di rumah duka. Warga dan prajuru adat saat itu kaget melihat stand kembang api sudah ada sekitar 5 meter dari tempat sulinggih akan memangku upacara.

"Karena ida sulinggih sudah muput upacara dari jam setengah 6 sore itu, karena kami melihat ada stand (kembang api) di sana, kami berinisiatif untuk tanya ke pihak Finns. Ada sekuriti dan pramutamu di bawah. Saya bertanya jam berapa kembang api itu," kata Wira.

Pihak Finns menyebut akan menyalakan kembang api pukul 19.00 Wita. Bahkan, ada hitung mundur dari Disc Jockey (DJ). Karena waktu upacara tinggal 30 menit lagi, warga meminta lagi ke Finns untuk menunda sekitar setengah jam sampai upacara selesai.

"Jawaban dari Finns adalah ini sudah terjadwal, dan para tamu sudah tahu, dan DJ dihitung mundur. Kami akhirnya berkoordinasi dengan sulinggih mengatakan bahwa pihak Finns tak bersedia untuk menunda," sambung Wira.

Akhirnya warga memutuskan upacara tetap lanjut atas petunjuk sulinggih karena masih banyak upacara yang harus diselesaikan di rumah duka. Sesaat kemudian, kembang api menyala di saat warga khusyuk melaksanakan upacara seperti pada video viral itu.

Warga Bantah Miskomunikasi

Menurut Wira, ini bukan masalah miskomunikasi seperti yang diungkapkan polisi. Dia menegaskan, masalah itu mencuat karena Finns yang tetap ngotot berpesta di tengah ritual sakral warga di sana.

"Jadi ini bukan miskomunikasi, seperti yang saya baca, baru tadi dari Humas Polda Bali, ini ada miskomunikasi dari pihak Finns dan kelian adat, itu salah. Saya sudah berkomunikasi. Ini antara staf bawah dan pimpinan tidak sinkron, itu yang menyebabkan," tegas Wira.

Menurutnya, masalah tersebut perlu diperhatikan. Wira meminta kepada pengelola usaha wisata untuk menghormati dan sama-sama menjaga tradisi desa adat setempat.

Sebelumnya, polisi menyebut masalah itu terjadi karena miskomunikasi. Manajemen Finss, warga, tokoh masyarakat, dan pihak terkait lainnya telah bertemu untuk menyelesaikan masalah itu.

"Kami rasa untuk ke depan pola komunikasi semua pihak diperbaiki, ditingkatkan agar kejadian seperti ini tidak terjadi. Tetapi dari pertemuan kemarin semua pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah itu," kata Kapolsek Kuta Utara AKP Yusuf Dwi Atmodjo, Kamis (17/10/2024).

Yusuf mengatakan pemilik video yang mengunggah itu di media sosial juga tidak menyangka akan menjadi ramai diperbincangkan dan ditanggapi berbeda-beda oleh masyarakat. Padahal niat awal pemilik video, ujar Yusuf, ingin menunjukkan bahwa upacara agama bisa berjalan beriringan di tengah hingar-bingar pariwisata.

"Kemarin disampaikan ke kami. Pemilik video pun tidak menyangka akan jadi begitu. Dia awalnya tidak bilang bahwa itu intoleransi. Masyarakat yang gelar upacara di sana juga mengaku tidak masalah saat itu," sebut Yusuf.

Respons Finns Beach Club, baca di halaman selanjutnya...

Finns Beach Club Minta Maaf

Manajemen Finns Beach Club kembali menggelar pertemuan untuk menyelesaikan polemik pesta kembang api di tengah warga Banjar Tegal Gundul, Canggu, yang menggelar upacara di Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung. Pertemuan itu digelar pada Kamis (17/10/2024).

Dalam rapat itu, manajemen Finns Beach Club yang diwakili direkturnya, I Wayan Asrama, meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi.

"Kami meminta maaf atas kejadian ini. Kami harap agar kami bisa kembali menjalin hubungan baik dengan masyarakat, begitu juga dengan lingkungan setempat," ucap Asrama saat rapat tersebut.

Saat ditemui detikBali, Asrama tak menjawab ketika ditanya terkait kesanggupan manajemen mengubah jadwal kembang api sesuai permintaan masyarakat. Asrama juga tak menjelaskan izin kembang api yang selama ini dimaksudkan warga.

"Itu kan pertimbangan adat. Titiang (saya) di sini sebagai pengusaha, apa yang menjadi aturan di adat, ini kan harus didengarkan. Kami kan harus menghormati, itu saja. Kami minta maaf kejadian ini sudah viral. Itu saja," ucap Asrama.

Sementara itu, perwakilan manajemen Finns lainnya, Dewa, mengatakan atraksi kembang api sudah terjadwal. Dewa menyebut semua masukan saat rapat dengan warga akan jadi bahan pertimbangan.

"Sebab kami tidak bekerja sendiri. Masih ada pihak lain di internal perusahaan kami untuk membahas apa yang menjadi masukan. Yang jelas itu jadi bahan review bagi kami," tugas Dewa.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Bule Australia Penganiaya Sekuriti Finns Beach Club Jadi Tersangka"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads