Pria berinisial AW diberhentikan sementara sebagai dosen Fakultas Pertanian di Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia dibebastugaskan sementara lantaran diduga melecehkan sejumlah mahasiswi saat bimbingan skripsi di kampus tersebut.
"Benar AW sudah tidak lagi mengajar dan memberikan membimbing mahasiswa sejak Jumat (14/6/2024) kemarin. Itu berdasarkan keterangan pihak fakultas," kata Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unram, Joko Jumadi, Rabu (19/6/2024).
Menurut Joko, Satgas PPKS Unram sebelumnya merekomendasikan Fakultas Pertanian agar tidak lagi diberikan tugas mengajar maupun memberikan bimbingan skripsi kepada mahasiswa setelah kasus pelecahan itu mencuat. Ia berharap aktivitas perkuliahan di Unram tidak terganggu oleh penanganan kasus dosen cabul itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satgas PPKS, Joko berujar, juga telah merundingkan sanksi yang akan diberikan kepada AW seusai dilaporkan melakukan pelecehan terhadap mahasiswinya. "Apakah akan berlanjut hingga ke ranah hukum atau tidak, itu hak prerogatif korban nanti. Jadi, saat ini masih berproses," ujar Joko.
detikBali telah mencoba menghubungi AW dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Pertanian Unram untuk meminta klarifikasi terkait pemberhentian sementara AW sebagai dosen. Namun, keduanya belum merespons hingga berita ini diterbitkan.
Sebelumnya, AW diduga melakukan pelecehan seksual kepada sejumlah mahasiswi. Dia melakukan aksi tak terpuji itu saat bimbingan skripsi di ruangannya.
"Ya terjadi di dalam ruangan dosen. Itu menurut korban," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Unram Lalu Wira Hariadi, Minggu (16/6/2024).
Wira mengatakan sejauh ini ada empat mahasiswi yang melapor ke BEM sebagai korban pelecehan dosen itu. Mereka juga mengadu ke Satgas PPKS Unram.
Berdasarkan laporan para korban, ungkap Wira, modus AW melakukan pelecehan seksual kepada para mahasiswi tersebut adalah pura-pura meminta mereka bimbingan skripsi di ruangannya. Di sana, AW meraba-raba dan memegang tubuh para mahasiswinya.
(iws/iws)