Pimpinan pondok pesantren (Ponpes) Darul Arifin Madinatunnabi, Tuan Guru Haji (TGH) Multazam, diduga menjadi korban penipuan. Penipu mencatut nama Wali Kota (Walkot) Mataram Mohan Roliskana dan Penjabat (Pj)Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Gita Ariadi.
Menurut Multazam, kasus penipuan itu barawal ketika dirinya dihubungi oleh seseorang yang mengaku Pj Gubernur NTB dan Walkot Mataram. Multazam saat itu tidak merasa curiga kepada pelaku yang menggunakan foto Pj Gubernur NTB dan Walkot Mataram dalam WhatsApp tersebut.
Baca juga: Hasil Pemilu 2024: Golkar Menang Lagi di NTB |
"Jadi saya heran. Penipu ini mengetahui kalau saya pernah mengajukan proposal bantuan untuk pembangunan pondok pesantren dan musala di Babakan, Kota Mataram," kata Multazam via WhatsApp, Rabu (13/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dia tahu saya sudah masukkan proposal beberapa waktu lalu di Pemprov NTB dan Pemkot Mataram," tambah pimpinan pondok pesantren di Kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, itu.
Multazam mengatakan penipu mengirim bukti transfer bantuan fiktif ke rekening pondok pesantren sejumlah Rp 50 juta pada Minggu (10/3/2024). Nomor WhatsApp orang yang mengaku Pj Gubernur NTB dan Walkot Mataram itu kemudian meminta Multazam mengirimkan uang ke dua nomor rekening.
"Karena uang itu yang masuk ke rekening ponpes kan. Pelaku ini diminta bagi dua, untuk pembangunan musala dan ponpes," bebernya.
Merasa yakin, Multazam kemudian mengirim uang pribadinya ke nomor rekening yang diarahkan pelaku. "Saya belum cek saldo rekening yang ditransfer itu kan. Karena itu rekening pondok tidak punya m-banking," katanya.
Multazam akhirnya meminjam uang temannya untuk dikirim ke rekening yang diarahkan penipu tersebut. "Saya pinjam sekitar Rp100 juta dari teman-teman," ujarnya.
Setelah dicek, ternyata saldo rekening ponpes tidak bertambah. Rupanya, bukti transfer yang dikirim pencatut nama Pj Gubernur NTB dan Walkot Mataram tersebut palsu.
Multazam kemudian melaporkan kejadian yang dialami ke Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram dan difasilitasi agar dilanjutkan ke Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Mataram.
"Kami sudah sampaikan ke pihak Satreskrim dan mendampingi korban untuk melapor ke Polres," kata Asisten I Skretariat Daerah (Setda) Kota Mataram Lalu Martawang.
Menurut Martawang, Pemkot Mataram memastikan permintaan transfer uang ke Multazam adalah penipuan. Sebab Walkot Mataram tidak pernah meminta masyarakat agar mengirim uang ke rekening tertentu apalagi mengatasnamakan instansi atau pribadi.
"Kami meminta masyarakat hati-hati dan tidak mudah percaya dengan penipuan mengatasnamakan Walikota. Kami juga sudah minta Dinas Kominfo membuat pengumuman," bebernya.
Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama mengaku sedang menindaklanjuti informasi yang disampaikan oleh pelapor. Dia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dengan penipuan yang membawa nama pejabat daerah.
"Hati-hati dengan akun palsu. Kita juga akan dalami," pinta Yogi.
(hsa/dpw)