Keributan terjadi antara dua kelompok warga Sumba dan Flores di Jalan Pucuk I, Banjar Tangtu, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur saat malam pergantian tahun. Puluhan orang terlibat keributan, lalu tiga motor milik pecalang dibakar.
Keributan dua warga berbeda pulau di NTT itu terjadi saat perayaan pergantian tahun, dini hari tadi, Senin (1/1/2024) sekitar pukul 00.30 Wita.
"Keributan antara kelompok warga Sumba dengan kelompok warga Flores hingga terjadi pembakaran tiga unit sepeda motor milik pecalang," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan kepada detikBali, Senin sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi telah memeriksa sejumlah saksi dalam peristiwa keributan tersebut. Salah satu saksi yang telah memberikan keterangan kepada polisi bernama Novitasana (31) asal Kabupaten Manggarai, NTT.
Jansen menjelaskan berdasarkan keterangan saksi bahwa tempat kejadian perkara (TKP) merupakan rumah kos yang ditempati oleh warga dari Flores dan Sumba. Kelompok warga Flores menempati 22 kamar berjumlah sekitar 44 orang, sedangkan warga Pulau Sumba menepati dua kamar berjumlah lima orang.
Kelompok warga Pulau Sumba awalnya datang ke TKP pada Minggu (31/12/2023) sekitar pukul 17.00 Wita untuk merayakan pergantian tahun. Mereka merayakan pergantian tahun dengan membuat acara bakar-bakar ikan sambil minum-minum bir.
Sementara kelompok warga Pulau Flores juga membuat acara yang sama dalam satu area kos-kosan tersebut.
Kemudian ada insiden pertengkaran antara suami dari Novitasana dengan adiknya sekitar pukul 22.00 Wita. Pertengkaran dipicu masalah rokok.
Pertengkaran keduanya kemudian dilerai oleh salah seorang warga Flores. Namun cara peleraian itu sedikit keras sehingga menimbulkan ketersinggungan. Akibatnya terjadi pertengkaran keras antara suami Novitasana dengan warga Flores yang mencoba melerai.
"Karena pertengkaran tidak kunjung selesai, akhirnya kelompok warga Sumba sebanyak 25 orang bangun dari tempat acaranya mendekati kelompok warga Flores. Malah pertengkaran menjadi semakin keras antara kedua kelompok warga Flores dan Sumba saling adu mulut," terang Jansen.
Sejumlah pecalang Banjar Tangtu kemudian datang dan meminta anak-anak kos tersebut keluar dari TKP karena membuat keributan. Pecalang saat itu menarik salah satu anak kos di lokasi.
Anak-anak asal Sumba kemudian merasa tidak terima dan menyerang balik para pecalang. Para pecalang kemudian kabur, sehingga tiga motor mereka dibakar di depan kos.
Tak hanya itu, warga Sumba kembali ke TKP melempari kaca jendela dan menjatuhkan semua sepeda motor milik kelompok warga Flores. Seusai itu, kelompok warga Sumba pergi meninggalkan lokasi dan beberapa di antaranya dapat diamankan di Mapolsek Denpasar Timur.
(dpw/nor)