.webp)
Kapolresta Kupang Kota Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto diduga menilap dana Operasi Mantap Brata 2023 untuk pengamanan Pemilu 2024. Personel Polresta Kupang Kota di lapangan hanya mendapat honor Rp 2 juta yang seharusnya Rp 5,8 juta.
"Itu untuk anggaran pengamanan Pemilu tahap pertama untuk 600 personel," ungkap sumber detikBali di internal kepolisian, Minggu (24/12/2023).
Krisna juga disebut memaksa anggotanya untuk meneken kwitansi penerimaan. Bagi anggota yang menolak, akan disanksi atau dimutasi. Salah satu personel yang menolak tanda tangan kini dimutasi ke Pos Polisi Bimoku, Polsek Kelapa Lima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ada pemeriksaan dari Irwasum Polda NTT untuk 16 orang, ada satu yang tidak mau tanda tangan, makanya langsung dimutasi," jelasnya.
Selain itu, tunjangan untuk para Bhabinkamtibmas pun juga dipotong tanpa alasan yang jelas. "Jadi tunjangan untuk Bhabinkamtibmas juga dipotong, ada anggota yang mengadu ke saya bahwa 'komandan, kalau kami informasikan begini, kami aman tidak?'. Jadi saya bilang aman," tuturnya.
Kombes Krisna telah diperiksa oleh Pengamanan Internal (Paminal) Mabes Polri sejak Rabu (21/12/2023). Sampai saat ini, dia masih diperiksa di Mapolda Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandi membenarkan pemeriksaan tersebut. Namun, namun dia enggan merinci proses pemeriksaan itu.
"Ya kaitannya mengenai dana Operasi Mantap Brata. Kita sama-sama tunggu saja bagaimana hasil (pemeriksaan) resminya nanti," kata Ariasandy, Minggu.
Beredar kabar Kombes Krisna ditahan setelah pemeriksaan itu. Namun Polda NTT membantahnya.
Krisna sendiri sampai saat ini belum memberi keterangan. Panggilan telepon dan pesan yang dikirim kepadanya, tak direspons.
(nor/nor)
