Aksi Brutal Puluhan Orang Serang Kantor Satpol PP Denpasar gegara PSK

Round Up

Aksi Brutal Puluhan Orang Serang Kantor Satpol PP Denpasar gegara PSK

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 28 Nov 2023 09:02 WIB
Suasana lokalisasi di Jalan Danau Tempe, Denpasar, Minggu (26/11/2023). (Dok. Satpol PP Denpasar)
Suasana lokalisasi di Jalan Danau Tempe, Denpasar, Minggu (26/11/2023). (Dok. Satpol PP Denpasar)
Denpasar -

Puluhan orang tiba-tiba menyerang kantor Satpol PP Denpasar di Jalan Kecubung I, Minggu subuh (26/11/2023). Aksi brutal para penyerang itu dilakukan setelah Satpol PP mengamankan 33 pekerja seks komersial (PSK) dari lokalisasi Danau Tempe.

Para pelaku -ada yang mengaku anggota TNI- mengancam, merusak kantor, dan memukul anggota Satpol PP. Mereka meminta agar pada wanita open BO yang ditangkap, segera dilepaskan.

"Telah terjadi aksi perusakan dan penganiayaan terhadap petugas Satpol PP oleh sekelompok orang tidak dikenal di Kantor Satpol PP Kota Denpasar," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dalam siaran pers, Senin (27/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jansen mengatakan, tiga dari lima anggota Satpol PP Denpasar mengalami luka cukup parah. Salah satu anggota Satpol PP Denpasar berinisial IKGA mengalami luka robek di kepala belakang, bibir pecah, mata lebam, dan kini masih dirawat intensif di RSUD Wangaya.

Empat petugas Satpol PP berinisial INB, AAMW, IGATY, dan IMW, mengalami luka robek dan memar di wajah.

ADVERTISEMENT

Jansen menerangkan penyerangan yang dilakukan puluhan OTK itu dipicu dari penertiban PSK di lokalisasi di Jalan Danau Tempe Denpasar pada pukul 23.00 Wita, Sabtu (25/11/2023). Dari kegiatan penertiban itu, petugas Satpol PP mengamankan 33 wanita open BO untuk didata dan dibina.

Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Denpasar Nyoman Sudarsana mengatakan kejadian tersebut berlangsung selama 30 menit. Pada saat kejadian, puluhan OTK tersebut berteriak-teriak sambil menggoyang-goyangkan pintu gerbang.

Mereka awalnya mengaku sebagai tentara, namun setelah itu mengaku preman. Salah satu OTK mengeluarkan sepucuk pistol dan mengacungkannya ke arah petugas Satpol PP.

Saat berhasil masuk, puluhan OTK itu menyerang beberapa petugas Satpol PP dengan menggunakan balok kayu dan tangan kosong. Mereka juga merusak mobil dan sepeda motor dinas Satpol PP.

"Mereka teriak-teriak, bilang "buka-buka kalau tidak akan kubunuh kau" sambil menggoyang, menggedor pintu. Akhirnya gagang gembok sampai terlepas dan mereka masuk dan melakukan penyerangan terhadap anggota," terang Sudarsana.

33 PSK Kabur

Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan mengatakan sebanyak 33 PSK kabur saat kantor Satpol PP Denpasar diserang 25 orang tak dikenal. Para PSK kabur karena disuruh oleh beberapa OTK tersebut.

"Para perempuan PSK yang sebelumnya berhasil diamankan juga sudah tidak ada dan pergi dari kantor Satpol PP," ungkap Jansen.

Para PSK diamankan setelah Satpol PP melakukan penertiban sekitar pukul 00.00 Wita, Minggu (26/11/2023). Petugas melakukan penertiban karena mendapatkan laporan dari masyarakat terkait lokasi tersebut.

33 PSK diamankan lantaran tidak memiliki identitas. Mereka langsung dibawa ke kantor Satpol PP.

Saat di kantor Satpol PP, pada pukul 04.30 Wita datang sekumpulan preman kurang lebih berjumlah 25 orang. Pada saat kejadian, puluhan orang tersebut berteriak-teriak sambil menggoyang-goyangkan pintu gerbang.

Dugaan Keterlibatan Anggota TNI

Polisi telah menangkap empat orang yang diduga menjadi pelaku penyerangan kantor Satpol PP Denpasar. Dua terduga pelaku diduga merupakan anggota TNI dan pecalang desa adat.

Kombes Jansen Avitus Panjaitan mengatakan Polda Bali sudah berkoordinasi dengan Kodam Udayana untuk memastikan apakah di antara pelaku ada yang anggota TNI. Hanya saja, Jansen belum bisa membeberkan identitas mereka.

"Sudah kami koordinasikan," papar mantan Kapolresta Denpasar tersebut, Senin malam.

Saat ini, kata dia, polisi masih melakukan pemeriksaan secara intensif kepada para pelaku. Mereka juga masih menggali motif para pelaku menyerang kantor Satpol PP.

Diketahui, para penyerang itu awalnya mengaku sebagai tentara, namun setelah itu mengaku preman. Salah satu penyerang bahkan mengeluarkan sepucuk pistol dan mengacungkannya ke arah petugas Satpol PP. Informasi ini pun masih didalami polisi.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...

Kantor Satpol PP Dijaga Ketat

Kantor Satpol PP Denpasar di Jalan Kecubung I dijaga ketat setelah penyerangan itu. Pengetatan itu sebagai antisipasi jika ada serangan susulan yang mungkin saja terjadi,.

Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Denpasar Nyoman Sudarsana menyiagakan satu tim dengan jumlah 16-20 orang.

"Kami belum melakukan permintaan bantuan ke teman-teman keamanan lain, seperti polisi maupun tentara. Tapi, kami fokus pada kekuatan kami yang ada," sebut Sudarsana.

Menurutnya, Satpol PP Kota Denpasar juga melakukan antisipasi agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. Salah satunya dengan memantau dinamika pergerakan masyarakat terhadap kejadian ini.

"Kami kan ada intel, jadi biar intel yang melakukan identifikasi tentang gangguan kerawanan," katanya.

Sudarsana memastikan Satpol PP Kota Denpasar akan tetap melakukan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi). Yakni terkait penertiban umum, penegakan perda, dan perlindungan masyarakat.

"Tidak kapok, karena kalau kami kapok berarti tupoksi kami hilang. Kami tetap fighting melakukan penegakan Perda ataupun gangguan terhadap ketentraman dan ketertiban masyarakat di Denpasar, walaupun ada kasus ini," tegasnya.

Lokalisasi Danau Tempe Tutup

Kompleks lokalisasi di Gang Komplek Baru, Jalan Danau Tempe, Denpasar, Bali, tampak lengang pada Senin malam (27/11/2023). Aktivitas esek-esek di lokalisasi tersebut tutup total pascapenertiban yang disusul dengan penyerangan kantor Satpol PP Kota Denpasar oleh 25 orang tak dikenal (OTK) pada Minggu (26/11/2023).

Pantauan detikBali, tidak ada perempuan pekerja seks komersial (PSK) yang terlihat di kawasan tersebut. Kafe remang-remang yang biasanya didatangi para pria hidung belang juga tutup.

Satu-satunya penerangan di gang tersebut berasal dari satu bangunan kafe dan dua toko kelontong. Hanya terlihat tiga warga yang sedang duduk santai di teras tokonya.

"Sudah tutup sejak Minggu pagi kemarin. Polisi sempat ke sini. Nanya-nanya soal (penertiban pekerja seks komersial) kemarin," kata salah seorang pemilik toko kelontong yang enggan disebutkan namanya, Senin malam.

Pemilik toko kelontong tersebut mengatakan, mayoritas PSK di kawasan lokalisasi Danau Tempe adalah warga pendatang. Para PSK itu juga kerap berbelanja di tokonya.

Biasanya, tutur pemilik toko tersebut, para PSK di gang itu mulai berdatangan dan menawarkan layanannya kepada pria hidung belang mulai pukul 20.00 Wita sampai 04.00 Wita. Sejak insiden tersebut, dirinya terpaksa menutup tokonya karena tidak ada pembeli. Apalagi, gang tersebut tidak mengarah ke jalan manapun alias buntu.

"Gara-gara kejadian kemarin, saya jadi nggak bisa jualan. Padahal, biasanya yang beli ya cewek-cewek itu," kata pemilik toko kelontong tersebut.

Dia tidak tahu pasti kapan kompleks lokalisasi tersebut kembali aktif. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kota Denpasar dan kepolisian.

"Saya nggak tahu apakah dibolehkan (kembali dibuka) oleh polisi atau Satpol PP. Apalagi ini (insiden penertiban PSK dan penyerangan Satpol PP) sedang panas-panasnya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Detik-detik Driver Ojol Kena Lemparan Batu Saat Demo di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads