Gamelan atau alat musik tradisional milik Sekaa Gong Banjar Lebih, Desa Asah Duren, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, raib digondol maling. Hilangnya gamelan kuno tersebut mengakibatkan kerugian mencapai Rp 50 juta lebih.
Kelian Dinas Banjar Lebih I Kadek Andi Irawan menjelaskan gamelan tersebut dibuat sekitar tahun 1954 dan jarang digunakan. Raibnya perangkat gamelan itu pertama kali diketahui oleh salah seorang pegawai koperasi.
"Tanggal 7 Juni 2023 itu gamelan masih ada. Kemudian 17 Juli 2023 diketahui hilang oleh petugas koperasi yang masuk ke dalam gudang. Hari ini sudah kami laporkan," kata Andi saat dikonfirmasi detikBali, Selasa (18/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Andi, pintu gudang penyimpanan gamelan tersebut tidak rusak. Ia menduga pencuri telah mengetahui seluk beluk ruangan maupun tempat kunci gudang biasanya disimpan. Selain itu, ia juga menduga pencuri mengambil perangkat gamelan satu per satu karena akses mobil susah.
"Pintu tidak dicongkel, jadi masih terkunci. Cuma karena jarang digunakan dan terakhir digunakan itu pada 2019 lalu, jadi jarang anggota sekaa gong itu mengecek," imbuh Andi.
Andi menjelaskan pencuri mengambil bilah-bilah gamelan yang terbuat dari kuningan campuran. Menurutnya, berat bilah gamelan yang hilang sekitar 150 kilogram.
"Jadi, kerugian diperkirakan Rp 30 juta sampai Rp 50 juta. Kemungkinan lebih, karena kualitas gamelan kuno ini beda dengan gamelan sekarang," kata Andi.
Sementara itu, Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana membenarkan kasus pencurian alat musik tradisional Bali itu. Ia menegaskan polisi sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. "Masih kami dalami. Kami dalami kalau ada potensi warga sekitar yang memanfaatkan situasi," kata Dewa Juliana, singkat.
(iws/nor)