Fakta-fakta Penusukan Maut Saat Pawai Ogoh-ogoh di Jalan Veteran Denpasar

Round Up

Fakta-fakta Penusukan Maut Saat Pawai Ogoh-ogoh di Jalan Veteran Denpasar

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 24 Mar 2023 07:47 WIB
ilustrasi pembunuhan
ilustrasi penusukan (Foto: detik)
Denpasar -

Sejumlah fakta kembali terkuak terkait insiden penusukan saat pawai ogoh-ogoh malam Pengerupukan di Jalan Veteran, Denpasar, Bali, Selasa (21/3/2023). Insiden berdarah yang bermula dari adu pandang itu mengakibatkan nyawa I Putu Eka Astina (40) melayang.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan Eka tewas mengalami sejumlah luka tusuk pada tubuhnya tubuhnya. "Korban mengalami luka tusuk di bagian kaki, dada dan perut sebelah kanan yang mengakibatkan korban meninggal dunia," katanya, Kamis (23/3/2023).

Berikut sederet fakta insiden penusukan saat malam Pengerupukan di Jalan Veteran, Denpasar, seperti dirangkum detikBali:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eka Ditusuk 8 Kali di Depan Anak dan Istri

Keluarga yang ditinggalkan mendiang sangat berkabung atas kejadian yang tak mereka duga sama sekali itu. Keluarga mengungkapkan Eka ditusuk delapan kali pada malam Pengerupukan itu.

Ni Negah Wikarsini (36) tidak menyangka suaminya tewas setelah menjadi korban penusukan sehari sebelum Hari Suci Nyepi. Dia mengungkapkan penusukan itu terjadi di depan matanya dan kedua anaknya saat menonton ogoh-ogoh. Keluarga menyebut Eka ditusuk sebanyak delapan kali.

ADVERTISEMENT

"Dia kira membunuh anjing, binatang," ucap istri Eka sembari terisak saat ditemui di rumah duka di Desa Dangin Puri Kaja, Denpasar.

Wikarsini mengungkapkan pelaku sedang dalam keadaan mabuk ketika bertengkar dengan suaminya. Ia membantah pertengkaran yang berujung pada penusukan maut itu dipicu karena masa lalu antara Eka dan pelaku. "Mengenai motif, saya nggak tahu," imbuhnya.

Pelaku Kerap Buat Masalah

Suasana di rumah korban penusukan di Denpasar, Kamis (23/3/2023).Suasana di rumah korban penusukan di Denpasar, Kamis (23/3/2023). Foto: Suasana di rumah korban penusukan di Denpasar, Kamis (23/3/2023). (Ronatal Siahaan/detikBali)

Wikarsini menuturkan suaminya sudah lama mengenal Santiana yang kelak menjadi pelaku penusukan tersebut. Bahkan, Santiana juga sering mengunjungi Eka saat masih aktif menjadi anggota salah satu organisasi masyarakat (ormas).

Suatu hari, tutur Wikarsini, Santiana mabuk di rumah Eka. Dari sana Wikarsini mengetahui bahwa Santiana kerap membuat masalah dan sering bikin gaduh. "Pelaku pernah dikeroyok sama orang Ambon," ungkap Wikarsini.

"Dia merasa paling hebat karena punya backing yang besar. Dikit-dikit nantangin," imbuhnya.

Sementara itu, Swasti (56), ibu Eka sangat terpukul atas insiden malam Pengerupukan yang merenggut nyawa anaknya. Ia meminta pelaku penusukan mendapatkan ganjaran setimpal. "Kami mohon keadilan sampai otak pelakunya ditangkap," kata Swasti lirih.

Kronologi Penusukan Versi Polisi

Satake Bayumenjelaskan detik-detik penusukan saat malam Pengerupukan di Jalan Veteran, Denpasar, Selasa lalu. Semula, Eka sedang duduk-duduk bersama istri dan anaknya menonton ogoh-ogoh sekitar pukul 21.00 Wita,

Tak lama kemudian, pelaku Santiana datang dan menatap mata korban. Adu pandang itu membuat Eka tersinggung dan melempar botol berisi air hingga mengenai anak Santiana. Dia sempat menoleh ke arah lemparan botol tersebut. Secara tiba-tiba, Eka meloncat dan memukul Santiana hingga terjatuh.

Teman Santiana, Raka Subawa langsung mendorong dan memukul Eka. Setelah itulah Santiana menusuk Eka secara membabi buta dengan pisau ke arah kaki, dada, dan perut. Eka berusaha melawan dengan mengambil besi di tempat jualan sosis hingga para pelaku langsung kabur.

Menurut Satake Bayu, Eka yang masih bernapas langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya seusai kejadian tersebut. Karena lukanya parah, Eka dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar. Nahas, nyawa Eka tidak tertolong.

Tim Reserse Mobile (Resmob) Polresta Denpasar kemudian melakukan penyelidikan seusai kejadian. Berdasarkan penyelidikan, polisi mendapatkan informasi bahwa terduga pelaku berada di sekitar Jalan Kenyeri, Kota Denpasar. Tim pun bergegas menuju alamat tersebut, lalu mengamankan Santiana dan Raka.

"Hasil interogasi, pelaku mengakui perbuatannya telah melakukan pemukulan dan penusukan," ujar Satake Bayu.

Dari penangkapan kedua pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa satu buah gagang pisau yang terbuat dari gunting, pakaian yang dipakai pelaku, dan tas hitam tempat menyimpan pisau.

RSUP Prof Ngoerah Autopsi Jasad Korban

RSUP Prof Ngoerah melakukan autopsi selama tiga jam pada jenazah I Putu Eka Astina (40) yang menjadi korban penusukan hingga tewas saat festival ogoh-ogoh, Selasa (21/3/2023). Hal tersebut diungkapkan Kepala Instalasi Forensik RSUP Prof Ngoerah Kunthi Yulianti.

"Jenazah diterima (RSUP Prof Ngoerah) 22 Maret 2023 sekitar pukul 04.45 Wita. Dilakukan autopsi 23 Maret 2023 pukul 12.30 Wita," kata Kunthi, Kamis (23/3/2023) malam.

Kunthi menegaskan tidak bisa memberikan informasi terkait hasil autopsi tersebut. Sebab, autopsi bagian dari penyidikan. "Saya tidak bisa menjawab tanpa izin penyidik," ungkap Kunthi.

Kunthi juga tidak berkomentar banyak saat disinggung terkait penyebab kematian I Putu Eka Astina "(Penyebab kematian) masih dianalisis," imbuhnya singkat.




(iws/BIR)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads