Kapolsek Denpasar Timur Kompol I Nengah Sudiarta mengatakan, pihaknya turun tangan menelusuri informasi tersebut. Ia telah menurunkan anggota untuk mengecek informasinya di lapangan.
"Nggih (iya) tiang (saya) baru dapat juga (informasinya-red), baru tiang suruh anggota turun ngecek TKP-nya itu di mana. Terus tiang belum dapat laporan. Baru tiang dapat juga informasi niki (ini), baru (saja) tiang turunkan anggota ngecek," kata Sudiarta saat dihubungi detikBali, Kamis (23/6/2022).
Dalam video yang beredar di medsos seperti yang dilihat detikBali, bahwa kejadian peracunan anjing dan bangkainya dibawa kabur itu terjadi pada Kamis (16/6/2022). Video yang beredar merupakan hasil rekaman closed-circuit television (CCTV).
Dalam rekaman CCTV terlihat bahwa peristiwa peracunan anjing itu terjadi pada dini hari pukul 02.06 WITA. Diinformasikan bahwa terdapat dua ekor anjing yang diracun pada saat itu. Cuaca juga nampak sedang hujan saat kejadian.
Awalnya, pengendara sepeda motor yang berboncengan dan menggunakan jas hujan terlihat datang ke lokasi tersebut dan memberikan makanan kepada dua ekor anjing di depan toko. Anjing tersebut kemudian terlihat memakan makanan tersebut.
Dalam video yang dipercepat itu, kedua anjing itu lantas terlihat tergeletak dan kejang-kejang setelah memakan makanan tersebut. Pengendara sepeda motor yang berboncengan kemudian terlihat datang lagi ke lokasi dan mengambil anjing yang sudah mati.
Sudiarta menegaskan, pihaknya bakal terus menelusuri pelaku peracun anjing tersebut, meski hingga saat ini belum diketahui secara pasti tempat kejadian perkara (TKP) anjing tersebut diracun.
Pada video yang beredar di medsos, memang disebutkan bahwa lokasinya berada di Kelurahan Penatih, namun Sudiarta menyebut bahwa wilayah Penatih cukup luas. Sudiarta menyebut, hingga saat ini juga belum ada laporan mengenai peristiwa tersebut ke Polsek Denpasar Timur.
"Nggih tiang telusuri dumun (terlebih dahulu), karena kan nika (itu) hanya dicantumkan Penatih. Penatih nika kan agak luas, tiang cek dumun di mana pastinya nika. Pasti tiang telusuri karena sudah muncul di media. Sementara untuk laporan juga belum ada, tapi tetap tiang (telusuri) karena nika sudah di media, tiang coba telusuri," ujarnya.
Meski kejadian tersebut sudah viral, Sudiarta mengaku tak berani memaksakan agar pihak yang merasa menjadi korban untuk melapor. Namun, dirinya mengaku tetap melakukan pengecekan ke TKP meski belum ada laporan.
"Nah ini yang belum tiang tahu (bakal melapor apa tidak), makanya tiang cek dumun ke TKP. Sampai saat ini kita nggak ada sih laporan, semuanya juga kita baru tahu dari media sosial. Nah nanti kan terserah yang bersangkutan (mau melapor apa tidak), kita nggak bisa memaksakan apa nggak," kata dia.
Di sisi lain, Sudiarta belum bisa memastikan aturan hukum yang dilanggar oleh peracun anjing tersebut. Nantinya, pihaknya bakal menggali motif pelaku sehingga mengambil tindakan untuk meracuni anjing.
"Kita lihat dulu kalau dia apa motifnya, kan belum tahu. Kita enggak bisa menentukan unsur apa yang dilanggar, cuma kita kan harus lidik (penyelidikan) dulu. Kita nggak berani memastikan apa (yang dilanggar). Jadi harus kita lidik dumun, apa sih (yang dilanggar), nggak berani kita gegabah," paparnya.
(nor/nor)