Ratusan siswa SMP Negeri Satu 2 Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, mengalami keracunan makanan. Puluhan di antaranya masih dirawat di dua rumah sakit berbeda, Sabtu (4/6/2022).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, yang terkonfirmasi dirawat di IGD RSUD Buleleng saat ini sekitar 45 orang, sedangkan sekitar 12 orang di Rumah Sakit Pratama Giri Mas .
Direktur RSUD Buleleng, Putu Arya Nugraha menyebut, dari total pasien yang dirawat saat ini, ada sekitar 15-20 orang yang mengalami gejala keracunan sedang berat, dengan gejala dehidrasi, lemas, dan tekanan darah mulai turun. Dimana untuk pasien yang mengalami gejala sedang berat akan dilakukan rawat inap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya cek tadi ada 15 sampai 20 orang yang sedang berat. Sisanya masih bergejala ringan yang di sini. Infonya kan ada juga yang dirawat di Giri Mas dan beberapa klinik, tapi di sini paling banyak karena rujukan daerah," kata Putu Arya Nugraha, saat ditemui di RSUD Buleleng, Sabtu (4/6/2022).
Menurutnya, pasien yang mengalami gejala sedang berat akan dirawat inap, dengan memberikan cairan inisiasi untuk menghindari dehidrasi. Sementara untuk siswa keracunan yang mengalami gejala ringan diberikan penanganan berupa dehidrasi oral melalui mengonsumsi air dan mineral yang mengandung elektrolit.
"Sedang berat kami akan rawat inap, tapi yang gejala ringan, sebagian besar kami minta, dehidrasi oral ya, minum, ya mulai dari air, yang mengandung eletrolit, kemudian observasi jika dalam beberapa jam kondisinya stabil bisa dipulangkan," ungkapnya.
Lanjut Arya, gejala keracunan memang karakteristiknya itu, yakni keluhan mual dan muntah. Menurutnya, itu terjadi karena tubuh memiliki respons untuk mengeluarkan sesuatu yang tidak baik, seperti racun dalam makanan.
Terkait dengan langkah antisipasi, pihaknya sudah meminta agar tim medis tetap siaga berada di rumah sakit untuk membantu menangani Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan ini.
"Kami sudah minta paramadis yang tugas sore harusnya pulang kami tahan ditambah dengan staf jaga malam dan beberapa perawat dipanggil dari ruangan belakang. Dokter sudah mencukupi saat ini, beberapa dokter muda juga ikut membantu observasi," ujarnya.
Sementara itu, ditemui di tempat yang sama, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Ida Bagus Gede Surya Bharata menyebut nasi yang diberikan oleh pihak sekolah itu dibeli dari salah seorang pedagang nasi yang berada dekat dengan area sekolah. Total ada ratusan siswa yang mengonsumsi nasi bungkus itu saat acara. Namun menurut pihak sekolah, yang terkonfirmasi menjalani perawatan di RSUD Buleleng dan RS Pratama Giri Mas sebanyak 57 siswa.
"Semua siswa mengonsumsi tapi baru ini yang terkonfirmasi. Gejalanya ringan dan sedang, yang ringan kemungkinan bisa dipulangkan hari ini, yang sedang berat dirawat inap," jelasnya.
Ia mengatakan, pihaknya sempat membuat Surat Edaran (SE) terkait acara sekolah dalam menggunakan pihak ketiga untuk menyediakan konsumsi. Hal itu lantaran pernah terjadi kasus serupa dalam acara yang serupa.
"Ini fenomena yang insidental, kami sudah sempat buat edaran ketika sempat ada kasus serupa yang menggunakan pihak ketiga. Pihak sekolah memang memilihnya karena memang profesinya jualan nasi. Terkait penyebab belum diketahui. Kami tidak bisa berspekulasi mungkin dari sumber bahan makanan," tukasnya.
(irb/irb)