detikBali

Ribuan Penonton Padati Tradisi Perang Topat di Pura Lingsar Lombok Barat

Terpopuler Koleksi Pilihan

Ribuan Penonton Padati Tradisi Perang Topat di Pura Lingsar Lombok Barat


Sui Suadnyana, M Zahiruddin - detikBali

Tradisi Perang Topat di Pura Lingsar, Lombok Barat, NTB, Kamis (4/12/2025). (M Zahiruddin/detikBali)
Foto: Tradisi Perang Topat di Pura Lingsar, Lombok Barat, NTB, Kamis (4/12/2025). (M Zahiruddin/detikBali)
Lombok Barat -

Ribuan penonton memadati tradisi Perang Topat di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (4/12/2025).

Pantauan detikBali di lokasi, para pengunjung yang terdiri dari warga lokal, luar daerah hingga wisatawan mancanegara tersebut. Mereka memadati Pura Lingsar sejak pukul 15.30 Wita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alimuddin (23) adalah satu dari ribuan penonton tradisi Perang Topat. Pria asal Lombok tengah itu baru pertama kali menonton Perang Topat dan terkesan dengan toleransi yang begitu kuat dalam tradisi tersebut.

"Jujur ini pertama kali saya datang menyaksikan langsung. Ternyata toleransi itu kuat banget di sini, baik dari saudara kita yang beragama Hindu maupun kita yang muslim," ucap Alimuddin.

ADVERTISEMENT

Penonton lain, Ahmad Hafizi (32), juga menilai tradisi Perang Topat merupakan ajang pembelajaran toleransi antarumat beragama serta mengenal jauh kebudayaan lokal.

"Saya sengaja ajak anak dan istri supaya mereka bisa melihat langsung tradisi budaya dan belajar tentang kebersamaan," kata terang pria asal Mataram.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Lombok Barat, Agus Gunawan, mengatakan tradisi Perang Topat merupakan acara puncak dari prosesi Pujawali Pura Lingsar. Perang Topat sudah menjadi acara tahunan dan sudah berlangsung sejak lama.

Agus mengungkapkan perang damai antara umat Hindu dan Islam ini terus menjadi magnet pariwisata. Jumlah penonton yang memadati tradisi Perang Topat mencapai 10 hingga 15 ribu orang.

"Kami hitungnya selama satu pekan rangkaian acara berlangsung," jelas Agus di Pura Lingsar, Kamis (4/12/2025).

Agus memaparkan terdapat berbagai rangkaian acara yang dilaksanakan sebelum menuju Perang Topat, seperti pertunjukan peresean, tradisi arak-arakan kerbau yang menjadi bagian sakral dari ritual, serta prosesi pra-Perang Topat. "Rangkaiannya cukup panjang," cetusnya.

Tradisi Perang Topat ini, tutur Agus, kembali masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Tradisi yang mengangkat keberagaman budaya serta agama ini sudah tiga kali berturut-turut masuk KEN Kemenpar.

"Ini menjadi kebanggaan sekaligus promosi wisata budaya Lombok Barat ke tingkat nasional," ujar Agus.




(hsa/hsa)











Hide Ads