Indonesia memiliki beragam suku yang tersebar di seluruh pulau, dari Sabang sampai Merauke. Melansir Indonesia.go.id, total ada 1.340 suku di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah suku Samawa yang mendiami Pulau Sumbawa bagian barat dan tengah. Ada sejumlah fakta menarik suku ini yang tidak banyak diketahui.
Suku Samawa adalah penduduk asli Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Suku Samawa sering menyebut dirinya dengan sebutan Tau Samawa yang artinya adalah orang Sumbawa. Mereka hidup berdampingan dengan kebudayaan dan tradisi yang begitu beragam. Berbagai jenis tarian mereka miliki, yang diturunkan dari nenek moyang dan masih lestari hingga sekarang.
Hal menarik lainnya adalah Tau Samawa dikenal memiliki watak yang keras. Keras yang dimaksud adalah prinsip yang memegang teguh dan menjunjung tinggi harga diri. Penasaran dengan fakta menarik lainnya? Simak ulasan berikut ini.
Asal-usul Suku Samawa
Suku Samawa Datang dan menetap di Pulau Sumbawa pada abad ke-15 hingga ke-16, melalui percampuran antarkelompok etnis nusantara. Dahulu kawasan Sumbawa pernah mengalami Kedatuan Samawa Puin pada tahun 1319 hingga 1618 yang merupakan bentuk pemerintahan lokal masyarakat Sumbawa pada masa lalu.
Dari sistem pemerintahan kedatuan ini, masyarakat Suku Samawa mengembangkan sistem pemerintahannya menjadi Kesultanan Sumbawa. Kemudian melebur ke dalam Republik Indonesia saat era kemerdekaan. Untuk menjaga dan merawat warisan budaya Samawa dari arus modernisasi, dibentuklah sebuah Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) pada 2001.
Bahasa Suku Samawa
Tau Samawa memiliki bahasa daerah yang unik. Mereka menyebutnya dengan Basa Samawa yang artinya bahasa Sumbawa. Bahasa ini tergolong dalam rumpun Austronesia cabang Malayo-Polinesia.
Tau Samawa memiliki sistem penulisan tradisional. Masyarakat zaman dahulu menulis di atas lontar. Mereka mengenalnya dengan sebutan Satera Jontal yang berfungsi sebagai media tulisan tradisional.
Tau Samawa memiliki dialek bahasa yang cukup beragam. Di antaranta, dialek Samawa, Taliwang, Batulante, Selesek, Dodo, dan masih banyak lagi.
Simak Video "Video: Merawat Bahasa Daerah Itu Penting Nggak Sih?"
(hsa/hsa)