Ogoh-ogoh karya STT Purwa Jati Kumara Gana, Banjar Teges Kanginan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, mencuri perhatian lantaran menggunakan bahan organik berupa kulit bawang bombai mencapai 60 kilogram (kg). Selain bawang bombai, ogoh-ogoh bertajuk 'Warsaparwa' itu juga memakai kulit bawang merah, bawang putih hingga cabai kering sekitar 3-6 kg.
Ketua STT Purwa Jati Kumara Gana, I Wayan Gede Sandi Yoga, mengatakan penggunaan bahan organik dalam pembuatan ogoh-ogoh sebenarnya sudah dilakukan sejak 2019, tetapi belum menyeluruh. Terlebih, pembuatan ogoh-ogoh dari bahan organik telah dianjurkan oleh pemerintah.
"Kami terdorong untuk membuka ide-ide kreatif dari anggota sehingga muncul kesepakatan pakai bahan organik seperti ini," terang Yoga dalam panggilan telepon dengan detikBali, Selasa (25/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yoga menuturkan limbah organik yang dipakai dalam ogoh-ogoh 'Warsaparwa' didapatkan dari supplier bawang maupun restoran di sekitar desa. Selain ramah lingkungan, biaya pembuatan ogoh-ogoh menjadi jauh lebih murah.
Namun, sejumlah kesulitan dialami STT Purwa Jati Kumara Gana saat menuangkan ide kreatif dalam pembuatan ogoh-ogoh tersebut. Mereka membutuhkan waktu lebih dari bulan untuk menuntaskan pekerjaan agar bisa berlomba dengan sembilan peserta lain di Kecamatan Ubud.
"Bagusnya jadi murah bikin ogoh-ogohnya karena restoran kasi (bahan baku) sukarela. Cuma kesulitannya lama mengerjakan dengan manual. Bayangin nempelin kulit-kulit bawang yang sekecil itu ke ogoh-ogoh berukuran besar," jelas Yoga.
(hsa/hsa)