Pemkot Denpasar Siapkan 2.000 Nasi Jinggo Gratis Saat Pengarakan Ogoh-ogoh

Pemkot Denpasar Siapkan 2.000 Nasi Jinggo Gratis Saat Pengarakan Ogoh-ogoh

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 16 Mar 2025 10:35 WIB
Rapat koordinasi terkait persiapan pengarakan ogoh-ogoh di Denpasar, Bali.
Foto: Rapat koordinasi terkait persiapan pengarakan ogoh-ogoh di Denpasar, Bali. (Dok. Pemkot Denpasar)
Denpasar -

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar menyiapkan gamelan hingga nasi jinggo gratis untuk mendukung jalannya pengarakan ogoh-ogoh saat Pengerupukan pada 28 Maret 2025. Hal ini sebagai salah satu bentuk apresiasi Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara terhadap sekaa teruna se-desa adat di Denpasar.

Sejumlah, sekaa-sekaa teruna tersebut telah menyatakan komitmen atas menolak penggunaan sound system dalam pengarakan ogoh-ogoh pada Hari Suci Nyepi Caka 1947. Jaya Negara menegaskan Pemkot Denpasar telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk mendukung jalannya Pengerupukan. Termasuk penyediaan gamelan bagi sekaa teruna yang tak memiliki pengiring sendiri.

"Kami telah siapkan dua set baleganjur di kawasan Patung Catur Muka untuk mengiringi ogoh-ogoh yang tidak memiliki pengiring sendiri, fasilitas kesehatan untuk situasi darurat, penyediaan toilet di fasilitas kantor wali kota, hingga pembagian 2 ribu nasi jinggo gratis," ujar Jaya Negara dalam rapat koordinasi dengan sejumlah pihak, dikutip dari siaran pers yang diterima detikBali, Minggu (16/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jaya Negara menegaskan pihaknya mendukung penuh kegiatan ini sebagai bagian dari ritual dan tradisi di desa adat. Dia juga menekankan soal Pengerupukan memiliki nilai spiritual yang tidak selayaknya diiringi dengan sound system.

Bendesa Adat Denpasar Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah dalam mengatur pengarakan ogoh-ogoh. Tujuannya untuk menjaga ketertiban dan kelestarian budaya.

ADVERTISEMENT

Dengan adanya registrasi terhadap 87 sekaa teruna serta koordinasi dengan komunitas dan banjar setempat, Wirakesuma berharap pengarakan ogoh-ogoh dapat berlangsung lebih teratur. Hal itu juga sesuai dengan Peraturan Wali Kota (Perwali) serta Peraturan Daerah (Perda) Kota Denpasar Nomor 9 Tahun 2024 tentang Pelestarian Ogoh-ogoh.

"Kami juga melakukan upaya untuk meminimalisasi keamanan dan ketertiban ogoh-ogoh ke kawasan Catur Muka, yang telah mendapatkan dukungan dari ribuan pecalang, kepolisian, dan TNI, hingga Satpol PP dalam pengamanan yang tentu akan sangat membantu kelancaran acara," urai Wirakesuma.

Dia juga menegaskan akan ada inspeksi mendadak (sidak) terhadap penggunaan sound system. Hal ini sebagai langkah menjaga esensi budaya ogoh-ogoh agar tetap berlandaskan tradisi.

Wirakesuma juga mendorong penggunaan gamelan, kulkul, atau alat musik tradisional lainnya sebagai pengiring ogoh-ogoh. Menurutnya, adanya peningkatan dana Rp 20 juta dari Pemkot Denpasar untuk penguatan kreativitas ogoh-ogoh menunjukkan komitmen dalam mendukung kebudayaan lokal.

"Dengan kolaborasi antara desa adat, pemerintah, dan aparat keamanan, diharapkan pengarakan ogoh-ogoh bisa menjadi perayaan yang aman, tertib, dan tetap mencerminkan nilai-nilai budaya Bali," katanya.

Sementara itu, anggota Komite III DPD RI Dapil Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menegaskan dukungannya terhadap Perda Nomor 9 Tahun 2024 tentang Pelestarian Ogoh-ogoh di Denpasar. Menurutnya perda tersebut bertujuan untuk melestarikan dan menjaga nilai-nilai tradisi serta ritual.

"Kami mengajak semua pihak, termasuk desa adat, perbekel, lurah, serta yowana, untuk menjaga esensi perayaan Nyepi," ucap mantan Wali Kota Denpasar itu.




(hsa/hsa)

Hide Ads