Insiden robohnya ogoh-ogoh roboh mewarnai pelaksanaan parade lomba ogoh-ogoh yang digelar Dinas Kebudayaan Badung di halaman Balai Budaya Giri Nata Mandala Puspem Badung, Sabtu (15/3/2025) malam. Ogoh-ogoh milik peserta sekaa teruna Banjar Kelod, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, ambruk saat akan memasuki venue.
Insiden itu terjadi akibat sambungan las besi pada struktur kaki ogoh-ogoh patah. Beruntung tidak ada korban akibat kejadian itu. Penonton dibuat riuh gara-gara robohnya ogoh-ogoh terjadi saat sekaa teruna belum sempat menampilkan karya mereka di hadapan penonton.
Saat itu, kelompok Banjar Kelod Ungasan mendapat bagian tampil di urutan 10. Mulanya sejumlah penari pembawa obor memasuki area pentas. Mereka menarikan tari kreasi mereka diiringi gamelan baleganjur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ogoh-ogoh menunggu giliran masuk venue, para penggerak masih bertahan mengayun pelan ke kiri dan kanan sanan atau alat pikul ogoh-ogoh seraya mengikuti alunan musik.
Beberapa saat kemudian, saat ogoh-ogoh hendak masuk venue, para pemuda yang sedari awal mengayunkan gerakan pelan, dibuat kaget lantaran badan ogoh-ogoh berukuran besar tiba-tiba ambruk ke bagian kiri dan menimpa pengarak.
Penonton seketika bersorak. Meski begitu, para pemuda Banjar Kelod Ungasan tetap tampil percaya diri saat mendapatkan bagian pentas. Mereka tetap menggerakkan ogoh-ogoh ke kiri dan kanan meski karya seni berbobot total sekitar 1 ton itu roboh.
Penonton akhirnya memberikan tepuk tangan semangat sambil dibalas senyum oleh para pengarak ogoh-ogoh seraya meninggalkan arena.
"Setelah dicek ternyata bagian las-las di kaki patah. Sebelum pentas padahal sudah dicek, aman-aman saja," kata koordinator panitia pengerupukan Banjar Kelod Ungasan, I Putu Arya Winangun, ditemui seusai pertunjukan.
Menurutnya, wajar kalau bagian kaki ogoh-ogoh tiba-tiba ambruk. Sebab, bobot ogoh-ogoh yang besar dengan pola struktur menggantung, dengan bagian bawah yang dibentuk lebih kecil dari bagian bodi atas, membuat struktur keseluruhan berpotensi cepat roboh.
"Ini sudah risiko. Kami anak-anak selatan (Badung selatan) karena sudah ciri khas bermain struktur ekstrem, ya nggak apa-apa. (Berdampak penilaian?) Ya sudah resiko," katanya.
(hsa/gsp)