Puluhan penjor menghiasi kawasan Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali, Minggu (17/3/2024). Penjor-penjor ini dipasang serangkaian Tradisi Ngerebong. Penjor-penjor ini dipasang serangkaian Tradisi Ngerebong.
Tradisi ini digelar setiap enam bulan sekali, tepatnya setiap Redite Pon Wuku Medangsia menurut perhitungan kalender Bali. Bendesa Adat Kesiman I Ketut Wisna mengatakan pemasangan penjor sudah menjadi tradisi dan merupakan bentuk persembahan serta bakti kepada Ida Bhatara Sesuhunan.
"Sebenarnya yang diharapkan oleh desa adat adalah penjor yadnya yang memang mungkin sederhana. Tapi, karena rasa bakti dari masyarakat, pemuda tidak memikirkan berapa biaya yang habis untuk buat Penjor mereka," ucapnya, Minggu (17/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, total ada 32 penjor dari 32 banjar yang dipasang di kawasan tersebut. Posisi pemasangannya pun telah diatur, ada yang di bagian dalam kawasan pura dan juga di area luar.
"Ini kan tidak boleh membeli jadi, mereka rakit sendiri (penjornya) di banjar masing-masing dan ini bagian penilaian juga karena ini dilombakan. Dari mulai proses pembuatan, mendirikan dan hasilnya seperti apa," terangnya.
Dia kemudian menuturkan Tradisi Ngerebong telah dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda sejak 2018. Di dalamnya terdapat berbagai rangkaian prosesi upacara yang juga turut melibatkan ribuan pemedek.
"Konsepnya di Kesiman ini megalung yang artinya euforia kegembiraan. Ada dari masyarakat habis sembahyang, berbelanja dan habis itu dihaturkan di rumahnya. Masing-masing seperti itu tradisinya," terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara melakukan kunjungan sekaligus peninjauan di lokasi tersebut. Dia mengaku kagum atas karya penjor oleh Sekaa Teruna Teruni (STT,) terlebih waktu yang ada tergolong singkat dalam melaksanakan persiapan dan proses pembuatan.
Menurutnya, Penjor Agung merupakan salah satu perlengkapan atau uperengga tradisi Ngerebong di Desa Adat Kesiman. Di mana, Ngerebong merupakan salah satu tradisi yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda.
Sehingga pelaksanaan lomba penjor ini merupakan langkah positif dalam menjaga dan melestarikan tradisi, seni, budaya, dan adat Bali.
"Yang pertama kami sangat mengapresiasi penjor karya STT se-Desa Adat Kesiman. Ini merupakan karya yang luar biasa," kata Jaya Negara dalam keterangan tertulisnya.
Kemudian, pihaknya juga mengapresiasi Desa Adat Kesiman yang telah konsisten dan berkelanjutan dalam menjaga adat, tradisi, budaya dan seni khususnya di Denpasar.
(nor/nor)