Pemkot Denpasar Sembahyang Tumpek Landep di Pura Lokanatha, Keris Disucikan

Pemkot Denpasar Sembahyang Tumpek Landep di Pura Lokanatha, Keris Disucikan

Sui Suadnyana, Fabiola Dianira - detikBali
Sabtu, 22 Feb 2025 14:55 WIB
Pemkot Denpasar melaksanakan persembahyangan Tumpek Landep di Pura Agung Lokanatha, Lapangan Lumintang, Sabtu (22/2/2025). (Fabiola Dianira/detikBali)
Foto: Pemkot Denpasar melaksanakan persembahyangan Tumpek Landep di Pura Agung Lokanatha, Lapangan Lumintang, Sabtu (22/2/2025). (Fabiola Dianira/detikBali)
Denpasar -

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar menggelar persembahyangan di Pura Lokanatha saat perayaan Tumpek Landep, Sabtu (22/2/2025) pagi. Sekretaris Daerah (Sekda) Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, beserta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) hadir dalam persembahyangan itu.

Persembahyangan di pura sebelah timur Lapangan Lumintang itu dipuput Ida Pedanda Gede Pengiasan dari Griya Beraban. Upacara diawali dengan penyucian benda tajam seperti keris. Kemudian, dilanjutkan dengan persembahyangan dan penunasan air suci (tirta).

Alit Wiradana menjelaskan Tumpek Landep merupakan hari pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati yang berperan sebagai pemelihara segala benda tajam. Ketajaman tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk senjata, seperti keris, tombak, dan pedang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tumpek Landep hendaknya dimaknai sebagai momentum untuk menajamkan serta mengendalikan pikiran demi kehidupan yang lebih baik, sekaligus meningkatkan jati diri dalam menjalani kehidupan saat ini," ujar Alit Wiradana.

Perayaan ini, jelas Alit Wiradana, memiliki makna lebih luas, yakni menyeimbangkan hubungan manusia dengan alam semesta beserta isinya.

ADVERTISEMENT

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, menyampaikan Pemkot Denpasar secara rutin menyelenggarakan peringatan Tumpek Landep. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan kali ini kembali dipusatkan di Pura Lokanatha.

"Upacara ini merupakan wujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Semoga melalui persembahyangan ini, kita senantiasa dikaruniai ketajaman pikiran dalam menjalani kehidupan," harap Alit Surya Antara.

Alit Surya Antara menjelaskan salah satu simbol utama dalam upacara ini adalah keris yang memiliki tiga sisi mata pisau sebagai representasi Dewa Trimurti, yakni Brahma, Wisnu, dan Siwa. Menurutnya, filosofi keris berbeda dari pisau biasa.

"Pisau umumnya memiliki dua sisi, sedangkan keris memiliki tiga sisi yang melambangkan keseimbangan dalam bertindak dan berpikir," jelas pria berusia 55 tahun itu.

Menurut Alit Surya Antara, keris lebih dari sekadar senjata. Keris merupakan simbol keseimbangan antara penciptaan, pemeliharaan, dan pelebur kehidupan. Prosesi pensuciannya dalam upacara ini menegaskan pentingnya menjaga kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.

Namun, makna utama Tumpek Landep tidak hanya terbatas pada penyucian benda logam, tetapi lebih kepada mempertajam pikiran dan moralitas agar tetap sejalan dengan ajaran Hindu. Tumpek Landep juga erat kaitannya dengan konsep Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.

"Dalam ajaran Hindu, setiap makhluk hidup dihormati melalui upacara sebagai bentuk penerapan prinsip Tri Hita Karana," ujar Alit Surya Antara.

Tumpek Landep, imbuh Alit Surya Antara, pada dasarnya adalah simbol penajaman pikiran dan karakter manusia. "Landep berarti tajam, dan Tumpek Landep mengajarkan kita untuk mempertajam pola pikir serta sifat-sifat manusia. Ini juga berkaitan dengan sujud kita kepada Ida Sang Hyang Widhi sebagai Maha Pencipta," jelasnya.




(hsa/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads