Perajin ogoh-ogoh di Bali turut kecipratan cuan menjelang Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1946. Salah satunya adalah I Ketut Suka Tanaya.
Tanaya sudah menerima pesanan ogoh-ogoh mini sejak sebulan lalu. Bahkan, ia telah menjual sekitar 200 ogoh-ogoh mini.
Penjualan tersebut meningkat 100 persen dari Nyepi tahun lalu. "Sampai hari-H (Pengerupukan), mungkin bisa tembus 300 ogoh-ogoh mini yang terjual karena saat ini masih banyak pesanan yang belum diambil oleh pemiliknya," tutur Tanaya, Minggu (3/3/2024).
Baca juga: Jor-joran demi Ogoh-Ogoh |
Tanaya konsisten membuat ogoh-ogoh mini meski hanya untuk dipajang di depan toko miliknya. Warga yang berminat bisa langsung datang dan membeli instalasi seperti patung mungil tersebut. Ia dibantu oleh delapan pekerja untuk menyelesaikan ogoh-ogoh tersebut.
Tanaya menjual ogoh-ogoh mini mulai dari Rp 70 ribu hingga Rp 250 ribu. Selain ogoh-ogoh mungil, ia juga menjual ogoh-ogoh berukuran besar dengan harga dari Rp 3,5 juta hingga Rp 9,5 juta.
"Ogoh-ogoh berukuran besar, pesanan yang masuk sudah ada sebanyak 18 buah. Kami sudah tidak menerima pesanan lagi karena waktunya yang sudah mepet," ucap pria berusia 31 tahun itu.
![]() |
Yayasan Gases Bali juga mendulang cuan dari pembuatan ogoh-ogoh. Para perajin ogoh-ogoh dari Gases Bali menerima pesanan puluhan ogoh-ogoh dari Bali dan luar Bali.
"Tahun ini kami ada 68 permintaan, sudah termasuk ke luar Bali," tutur pemilik Gases Bali, Ketut Indra Wijaya, Minggu. "Ke luar Bali saat ini sekitar 12 ogoh-ogoh dengan ukuran 3 meter."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wijaya menerangkan sebelum COVID-19 pesanan ogoh-ogoh bisa mencapai 100, baik dari Bali maupun luar Bali. Permintaan pada tahun ini lebih baik karena pada tahun lalu, Wijaya hanya menerima 40 pesanan.
Baca juga: Aneka Lomba Ogoh-Ogoh |
Wijaya menjelaskan usaha keluarganya itu telah dirintis sejak 1996. Sejumlah ogoh-ogoh yang dibuat Yayasan Gases Bali itu juga dijual hingga Sulawesi, Riau, Jakarta, Kupang, hingga Kalimantan. Bahkan, instalasi seperti patung tersebut juga dijual hingga Belgia.
Wijaya membanderol ogoh-ogoh dengan harga bervariasi, tergantung ukuran dan tingkat kerumitannya. Instalasi patung tersebut dijual mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 10 juta.
Wijaya pernah meraup Rp 15 juta dari menjual ogoh-ogoh setinggi 7 meter. Ogoh-ogoh yang laku dengan harga tertinggi itu merupakan sosok Rahwana.
Wijaya dibantu oleh enam orang untuk menggarap satu ogoh-ogoh. Mereka membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk ogoh-ogoh berukuran satu meter.
(iws/gsp)