Keris Pusaka dari Belanda Simpan Kisah Bangsawan Klungkung Gugur Perang

Keris Pusaka dari Belanda Simpan Kisah Bangsawan Klungkung Gugur Perang

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 11 Jul 2023 09:08 WIB
Keris Klungkung (Museum Nasional Kebudayaan Dunia (NMVW) Belanda)
Foto: Keris Klungkung (Museum Nasional Kebudayaan Dunia (NMVW) Belanda)
Klungkung -

Pemerintah Belanda akan mengembalikan ratusan harta rampasan saat era penjajahan kepada Pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah keris pusaka dari Kerajaan Klungkung. Keris itu tak hanya bernilai tinggi secara historis, tapi juga secara fisik. Keris disebut bertakhta emas dan permata.

Penglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra tak tahu persis jumlah benda pusaka milik Kerajaan Klungkung yang dirampas dan dibawa ke Belanda saat perang Puputan Klungkung pada 1908. Meski begitu, ia meyakini bahwa beberapa benda pusaka yang tersimpan di Negara Kincir Angin itu milik leluhurnya terdahulu.

"(Saya) berani memastikan itu keris dari tetua kami dulu yang gugur dalam perang Puputan Klungkung," tutur Ida Dalem saat ditemui detikBali di Puri Agung Klungkung, Senin (10/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang dinobatkan sebagai Raja Klungkung XII ini mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari pemerintah terkait keris pusaka yang akan dikembalikan dari Museum Nasional Belanda tersebut. Namun, ia memastikan ciri-ciri dan bentuk keris tersebut identik dengan pusaka khas Puri Klungkung.

Ciri-ciri Keris Pusaka

Ia menyebutkan ciri-ciri keris pusaka milik Kerajaan Klungkung, antara lain bermaterial logam besi, nikel, kayu, batu permata, emas, dan gading. Keris tersebut memiliki bilah bergelombang yang menunjukkan pamornya. Polanya berwarna abu-abu, berasal dari penempaan besi dan logam yang mengandung nikel. Terdapat enam batu mulia di antara bilah dan gagang, serta 24 batu mulia pada gagangnya.

"Cirinya adalah ukiran dan bentuk keris khas Klungkung atau Puri Klungkung milik raja dulu ada emas pada pamornya dan menggunakan batu permata tiap gagangnya," imbuh Ida Dalem.

Ida Dalem menuturkan Puri Agung Klungkung sebelumnya juga menerima hibah senjata pusaka berupa mata tombak berikut sarungnya dari Westerlaken Foundation, sebuah yayasan yang berbasis di Belanda. Tombak pusaka tersebut diserahkan kepada Puri Agung Klungkung pada 28 April 2020 silam. Saat ini, kata Ida Dalem, tombak itu disimpan di Museum Semarajaya di kompleks Kertha Gosa Semarapura.

"Kalau dari bentuk ujung tombak dan ukiran sarungnya, dua senjata pusaka ini berasal dari masa Kerajaan Klungkung sebelum Perang Puputan Klungkung. Setelah perang Puputan ikut dibawa ke Belanda," imbuhnya.

Untuk diketahui, Belanda akan mengembalikan berbagai pusaka kepada Indonesia. Selain keris dari Puri Klungkung, Belanda juga akan mengembalikan koleksi lukisan Pita Maha. Lukisan itu merupakan karya dari komunitas Pita Maha di Bali. Pita Maha adalah gerakan seni yang berkembang di Bali mulai era 1930-an oleh seniman Bali dan Eropa.

Antusias Menyambut Keris Dikembalikan

Penglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra antusias menyambut keris Klungkung yang akan dikembalikan oleh pemerintah Belanda ke Indonesia. Menurut dia, keris Kerajaan Klungkung bertakhta emas dan batu permata pada gagangnya.

Ida Dalem menuturkan masih banyak pusaka Kerajaan Klungkung yang disimpan di Belanda. Dia juga belum pernah melihat langsung keris yang akan dikembalikan tersebut.

"Yang akan dikembaikan kami tidak tahu, sejak awal dibawa belum pernah melihatnya," ujarnya di Puri Agung Klungkung, Senin.

Ida Dalem pernah diundang oleh Museum Nasional Kebudayaan Dunia (NMVW) sebelum pandemi COVID-19. Namun, saat itu, ia gagal berangkat.

Puputan Klungkung Diawali Perang Gelgel

Ida Dalem menceritakan Perang Puputan Klungkung diawali dengan Perang Gelgel yang pecah pada 18 April 1908. Tiga hari kemudian, Belanda mengerahkan angkatan lautnya dari Pantai Jumpai dan mendarat di Kusamba.

Besok harinya, Belanda menyerang Klungkung dari timur, barat, dan selatan. Raja Klungkung II Dewa Agung Jambe beserta keluarga dan rakyat bertempur habis-habisan (puputan) sampai gugur.

Menurut Ida Dalem, jika keris tersebut kembali ke Tanah Air, harus diupacarai dulu. Sebab, keris tersebut hanya dirawat secara fisik, "Harus diupacarai dulu dengan upacara pembersihan (sarana banten pratista)," ujarnya.

Sebelumnya, Belanda akan mengembalikan ratusan harta rampasan ke Indonesia. Salah satunya adalah keris Klungkung.

Selain keris, Belanda juga akan mengembalikan koleksi lukisan Pita Maha. Lukisan itu merupakan karya dari komunitas Pita Maha di Bali. Pita Maha adalah gerakan seni yang berkembang di Bali mulai era 1930-an oleh seniman Bali dan Eropa.




(hsa/gsp)

Hide Ads