Tahukah kamu siapa itu Ratu Kalinyamat? Sama seperti RA Kartini, Ratu Kalinyamat merupakan pahlawan dari Jepara yang begitu berjasa selama masa pemerintahannya.
Ratu Kalinyamat memiliki nama asli yaitu Ratna Kencana. Ia menggantikan suaminya yang meninggal untuk menjabat sebagai raja di Jepara. Sehingga, ia menjadi pemimpin tanah Jepara yang amat disegani.
Dikutip dari buku Ratu Kalinyamat Sejarah atau Mitos oleh Bambang Sulistyanto, Ratu Kalinyamat lahir kira-kira 5 abad sebelum Kartini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun tanggal kelahirannya belum dapat dipastikan, pada Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Ratu Kalinyamat merupakan Putri Trenggana dan cucu Raden Patah, sultan Demak pertama.
Ratu Kalinyamat meninggal pada tahun 1579 dan disemayamkan di Komplek Makam Masjid Mantingan, Jepara.
Siapa sebenarnya Ratu Kalinyamat dan mengapa disebut sebagai pendekar?
Kehidupan Ratu Kalinyamat Sebagai Raja Menggantikan Suaminya
Ratu Kalinyamat adalah single-parent yang bertanggung jawab atas kehidupan anak asuh dan keponakannya. Suaminya, Pangeran Hadlirin, meninggal dibunuh oleh Arya Penangsang, pamannya sendiri.
Kehidupannya sepeninggal sang suami begitu luar biasa. Sebagai raja, Ratu Kalinyamat memiliki pengaruh yang kuat di bidang politik dan militer. Ia diminta banyak kerja sama militer, salah satunya oleh Raja Johor untuk mengusir Portugis pada tahun 1550.
Menyetujui permintaan Raja Johor, Ratu Kalinyamat mengirimkan 40 armada kapal yang berisi 4.000-5.000 prajurit. Ia menggunakan lancara atau kapal untuk memerangi Portugis.
Karena pengaruh Ratu Kalinyamat dan selama masa kepemimpinannya, perkembangan Jepara sangat pesat hingga dapat menjadikan Jepara sebagai pelabuhan terbesar di tanah Jawa, serta memiliki armada laut yang besar dan kuat.
Ratu Kalinyamat pun begitu dihormati di seluruh keluarga Kerajaan Demak.
Kekuatan Ratu Kalinyamat dalam Memimpin Perang
Sebelum meninggal, Sultan Trenggana membagi wilayahnya pada putra-putrinya dan memberikan amanah kepada Ratu Kalinyamat untuk memimpin wilayah Demak.
Sultan Trenggana telah mempersiapkan Ratu Kalinyamat sebagai wanita pemberani dengan kemampuan memimpin, mandiri, dan dibekali ilmu keagamaan.
Ratu Kalinyamat telah mempelajari cara berpikir tajam dan strategi-strategi perang yang baik yang dapat dipertimbangkan oleh ayahnya dan sekutunya.
Ia memiliki strategi perang dengan mengusulkan persiapan peralatan perang untuk dibawa oleh para prajurit Banten dalam armada.
Ratu juga mempersiapkan untuk perang selama 15 hari pada 5-20 Januari 1546, dengan fokus pada 40 perahu layar, 30 perahu dayung, dan 700 prajurit yang siap berperang.
Kemakmuran Jepara oleh Pelayaran Perdagangannya
Jepara menjadi Kerajaan Bahari, dimana rakyat hidup makmur. Hal tersebut juga dikarenakan Ratu Kalinyamat yang berhasil mendirikan kerajaan maritim yang kuat di Jawa pada abad ke-16.
Ratu Kalinyamat terfokus pada sektor pelayaran dan perdagangan. Di masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara banyak dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai daerah di luar Jawa, seperti Ambon yang membawa rempah-rempah dari Jepara.
Pelabuhan juga ramai oleh para pedagang internasional. Untuk mengimbangi hal tersebut, Jepara memiliki perahu kecil yang gesit dan cepat untuk didayung melawan angin.
Dilansir dari penelitian berjudul Ratu Kalinyamat: Sulthanah Pertama 'de Kranide Dame' dan Strategi-strategi Kekuasaannya (1549-1579) oleh Imas Emalia, proses pelayaran perdagangan di Jepara menggunakan sistem commenda.
Sistem commenda adalah ketika raja di wilayah pesisir melalui wakilnya di Maluku menanamkan modal pada kapal yang berdagang ke wilayah tersebut.
Sang ratu juga menanamkan sistem bea-cukai bagi kapal yang melakukan transaksi dagang di pelabuhan Jepara. Hasil bea-cukai tersebut digunakan untuk membangun armada laut yang lebih maju.
(pal/pal)