120 Keris dan Pusaka Kerajaan Dipamerkan di Museum Semarajaya Klungkung

120 Keris dan Pusaka Kerajaan Dipamerkan di Museum Semarajaya Klungkung

Putu Krista - detikBali
Sabtu, 27 Jul 2024 17:01 WIB
Pelaksanaan Pameran keris yang digelar oleh Dinas Kebudayaan bersama komunitas seni di Klungkung di Museum Semarajaya, Klungkung, Sabtu (27/7/2024). (Foto : Putu Krista detikBali).
Foto: Pameran keris di Museum Semarajaya, Klungkung, Sabtu (27/7/2024). (Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

Sebanyak 120 keris dan pusaka dipamerkan dalam rangka perayaan Hari Raya Tumpek Landep, di Kabupaten Klungkung. Pameran yang digelar oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) Klungkung ini digelar di Museum Semarajaya selama dua hari, Jumat (26/7/2024) sampai Sabtu (27/7/2024).

Kadisbud Klungkung I Ketut Suadnyana mengatakan peninggalan bersejarah yang dipamerkan adalah keris yang dimiliki Museum Semarajaya dan keris milik para kolektor di Klungkung.

"Selain itu ada pusaka tombak yang merupakan pusaka Kerajaan Klungkung yang dikembalikan pada tahun 2021 silam," kata Suadnyana di sela-sela pameran, kepada detikBali, Sabtu (27/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suadnyana mengatakan keris dan tombak pusaka yang ikut dipamerkan adalah benda yang sempat disita oleh pemerintah Belanda saat zaman penjajahan.

"Selain itu banyak keris-keris baru yang dipamerkan dengan pamor khas Klungkung bekerja sama dengan komunitas seni Semara Dwija yang beranggotakan 35 orang," terang pejabat asal Antiga Karangasem ini.

ADVERTISEMENT

Suadnyana mengungkapkan di Klungkung selain banyak peninggalan keris dan pusaka kerjaaan, juga ada pegiat seni yang getol untuk melestarikan budaya. Terlebih keris, memiliki ujung yang runcing memaknai perayaan Tumpek Landep yaitu berasal dari kata 'landep' yang artinya lancip, runcing, dan tajam.

"Harfiahnya diartikan senjata tajam seperti tombak dan keris ini," imbuhnya.

Sebelum dipamerkan, benda-benda tersebut diupacarai dengan tujuan untuk memohon kepada Ida Shang Hyang Siwa Pasupati. Ini agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

"Selain menyucikan warisan benda pusaka juga sebagai momen untuk mempertajam pikiran sehingga fokus akan apa yang menjadi tujuan," pungkasnya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads