Usadha atau ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional Bali sudah dikenal turun temurun. Bahkan, Gubernur Bali Wayan Koster menetapkan pengobatan tradisional Bali itu sebagai salah satu bentuk kearifan lokal.
Lewat Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali dan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Kesehatan, Koster menilai pelayanan kesehatan tradisional dapat mendukung ekonomi Bali.
Pengobatan tradisional yang dimaksud mengacu pada tradisi, pengalaman, keterampilan turun-temurun masyarakat Bali, baik yang belum tercatat maupun yang terliterasi dalam lontar Usadha Bali atau manuskrip yang memuat sistem, bahan atau obat, dan cara pengobatan tradisional Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa itu Usadha Bali, termasuk metode pengobatan dan fakta-faktanya?
Mengutip situs Perpustakaan Nasional, Usadha adalah ilmu pengetahuan pengobatan tradisional hasil tradisi masyarakat Bali. Dalam Hindu, ilmu pengobatan tergolong ke dalam Veda keempat, yaitu Atahrva Veda.
Ilmu pengobatan ini memiliki banyak ajaran dan ajaran itu berkaitan dengan berbagai cara pengobatan dan upacara dalam penyucian diri.
Secara etimologis, Usadha berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti obat. Usadha juga merupakan pungutan dari bahasa Sansekerta yang berarti tumbuhan ramuan bumbu yang digunakan untuk obat-obatan.
Berikut informasi yang mengenai metode dan fakta pengobatan Usadha Bali dikutip detikBali dari berbagai sumber terpercaya.
Contoh-contoh pengobatan
Data Usadha dari Fakultas Sastra Universitas Udayana (Unud) diperoleh dari naskah yang sudah dialih aksarakan dan diterjemahkan oleh tim Fakultas Sastra Unud.
Dalam laporan tersebut yang berjudul 'Lontar Usada Bali 2007', terdapat beberapa judul yang merupakan macam-macam pengobatan Usadha, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Usadha Buduh
Pengobatan Usadha Buduh adalah cara mengobati orang yang memiliki penyakit kejiwaan. Dalam Ushada terdapat sekitar 11 jenis orang sakit jiwa. Cara pengobatan dan obat-obatannya pun berbeda.
Macam penyakit jiwa ini adalah penyakit jiwa yang diderita orang yang suka bernyanyi-nyanyi, menangis, senang tertawa, bermain kotoran, orang gila yang disertai epilepsi, sering berbicara tidak karuan, suka tidur dan tidak mau makan, galak, perut bengkak, orang gila yang umum, dan orang gila yang sering memaki-maki dukun.
2. Usadha Rare
Pengobatan ini ditujukan anak-anak yang memiliki tanda-tanda penyakit seperti lemah tanpa tenaga, kejang-kejang, mata merah, dan lain-lain. Anak-anak yang terserang penyakit ini akan diberi obat ramuan yang sesuai.
3. Usadha Kucacar
Pengobatan ini ditujukan untuk penderita penyakit cacar. Penyakit yang amat menular ini pengobatannya sedikit rumit. Sebab, pengobatannya disertai dengan upacara pengobatan dan dalam pengobatan tersebut harus digunakan kepeng.
Pada naskah disebutkan beberapa syarat penyembuhan penyakit ini, yakni dengan memakai kurban apabila orang yang terserang penyakit cacar hampir menjumpai kematian.
4. Usadha Paneseh
Usadha Paneseh merupakan pengobatan dan pemeliharaan untuk ibu-ibu hamil. Dalam buku Dinas Kebudayaan (2015:49) dinyatakan apabila plasenta tidak keluar, maka harus diobati dengan air tawar putih yang masih baru. Kemudian, air tersebut ditempatkan pada tempurung hitam lalu dirajah sanggah dan diminum airnya.
5. Usadha Dalem
Pengobatan Usadha Dalem ditujukan untuk orang berpenyakit dalam. Pengobatannya sangat beragam karena penyakit dalam memiliki jenis yang beragam pula.
Macam penyakit yang diobati Pengobatan Usadha Dalem seperti penyakit terkena racun, sakit perut, anyang-anyangan, perut bengkak, tanda orang meninggal, dan obat yang berkaitan dengan alat reproduksi wanita dan pria. P
Pengobatannya secara garis besar menggunakan berbagai rempah nusantara yang diramu.
6. Usadha Ila
Usadha Ila merupakan pengobatan untuk mengobati penyakit lepra. Jenis penyakit ini ditandai dengan warnanya. Apabila warnanya putih disebut ila lungsir, bila berwarna merah disebut ila brahma.
Jika putih berbintik-bintik disebut ila kangka. Jika berwarna merah dan tebal dinamai ila dedek. Apabila merah dan melingkar-lingkar dengan pinggir putih disebut ila kakarangan. Jika lepra berwarna merah bertumpuk-tumpuk disebut ila buta.
Kabarnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan merilis sebuah aplikasi yang berisi tentang pengobatan tradisional Bali tersebut pada tahun ini.
Aplikasi ini disebut dengan situs Bali dan akan menyajikan berbagai informasi mengenai pengobatan tradisional Bali serta rumah sakit di Bali yang melayani pengobatan tradisional dan juga obat herbal yang sah dan bisa diperjualbelikan.
Masih banyak masyarakat Bali yang memilih pengobatan tradisional ketimbang medis. Hanya saja tidak semua pangusada memiliki izin resmi untuk membuka praktek pengobatan.
Artikel ini ditulis oleh Annisa Anggraeni, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(Ronatal Siahaan/BIR)