Para pemuda di Banjar Batanbuah, Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, kembali menggarap ogoh-ogoh serangkaian pelaksanaan pangerupukan Nyepi 2023 setelah tiga tahun vakum akibat pandemi COVID-19.
Bahkan, para pemuda yang tergabung dalam Sekaa Teruna Windhu Sari ini membuat ogoh-ogoh jumbo. Tingginya memang sekitar 6,5-7 meter seperti ogoh-ogoh kebanyakan. Tetapi ukurannya yang super gemuk menjadikannya terlihat tak biasa.
Wakil Bidang Kesenian Sekaa Teruna Windhu Sari I Made Wahyu Nugraha menjelaskan ide mendesain ogoh-ogoh bayi raksasa ini berawal dari ditiadakannya pawai selama tiga kali. Selama itu, para pemuda di sana sudah mulai merancang konsep yang bakal diusung jika nanti pawai dilaksanakan lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sempat ada festival tari Rangda, akhir tahun lalu. Di sana kami mulai pikir untuk angkat tema kelahiran bayi sakti Gatotkaca. Sosok bayi besar," jelas Wahyu Nugraha, Minggu (12/2/2023) malam.
Kisah pewayangan itu, menurut Wahyu, kemudian diadopsi hingga kemudian diberi nama I Jabang Tetuka. "Artinya pesan dari garapan ini nilai ketangguhan. Sosok bayi sehat, menggambarkan ketangguhan. Gatotkaca ini kan ditempa oleh para dewa sejak bayi hingga jadi tangguh," jelasnya.
Ogoh-ogoh I Jabang Tetuka ini dibuat dengan pose duduk dengan kaki bersila. Pose ini dianggap aman untuk konstruksi yang hanya mengandalkan kayu. Wahyu menganggap beban dari tiang utama tidak akan terlalu berat karena bagian tangan murni memakai anyaman.
Ogoh-ogoh ini dibuat menggunakan bahan alami tanpa styrofoam. Konstruksi memakai rangka kayu balok tanpa besi dan membutuhkan setidaknya sekitar 2.000 anyaman bambu dan lapisannya memakai kertas.
"Kami ingin tampil beda. Ada nilai gugah sehingga orang tertarik melihat," kata Wahyu.
Ogoh-ogoh ini mempunyai lebar sekitar 4 meter sehingga terlihat seperti raksasa. Menurut Wahyu, ini adalah ogoh-ogoh terbesar yang pernah dibuat dibanding yang pernah dirancang 15 tahun sebelumnya. Saat ini pengerjaannya hampir 50 persen.
"Walaupun selama penggarapan ini ada kesulitan, menjangkau bagian pundak-punggung, sama nanti untuk finishing harus usaha supaya hasil akhir mirip bayi," tegas pemuda 25 tahun ini.
Dijelaskan, ogoh-ogoh bayi besar ini sudah menelan dana Rp 40 juta. Jika dihitung hingga tuntas, diperkirakan total dana mencapai Rp 70 juta. Jumlah tersebut sudah termasuk kebutuhan lain di luar garapan seperti konsumsi dan biaya pendukung saat hari H.
(iws/hsa)