Mengenal Tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah di Tabanan

Tabanan

Mengenal Tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah di Tabanan

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 14 Jan 2023 22:30 WIB
Pusaka berupa keris Ki Baru Gajah milik Puri Kediri saat tiba di Pura Luhur Pakendungan dalam tradisi Ngerebeg, Sabtu (14/1/2023). (istimewa)
Foto: Pusaka berupa keris Ki Baru Gajah milik Puri Kediri saat tiba di Pura Luhur Pakendungan dalam tradisi Ngerebeg, Sabtu (14/1/2023). (istimewa)
Tabanan -

Puri Kediri bersama warga desa adat setempat menggelar tradisi ngerebeg pusaka pada Sabtu (14/1/2023) atau tepat saat Kuningan. Dalam tradisi ini, pusaka berupa keris Ki Baru Gajah milik Puri Kediri diusung dari Puri Kediri hingga Pura Luhur Pakendungan di sebelah barat Pura Luhur Tanah Lot.

Proses mengusung keris Ki Baru Gajah dilakukan dengan cara jalan kaki beramai-ramai sepanjang 14 kilometer. Selain itu, proses mengusung pusaka itu diiringi kober atau bendera, tombak, dan atribut persembahyangan lainnya dengan diiringi gamelan baleganjur.

Panglingsir Puri Kediri I Gusti Ngurah Anom Widnyana menjelaskan tradisi ini telah ada sejak pusaka keris Ki Baru Gajah yang diberikan oleh Dang Hyang Dwijendra atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh kepada keluarga Puri Kediri.

"Sudah ada sekitar 1589. Saat itu Beliau (Dang Hyang Dwijendra) menganugerahkan pusaka keris Ki Baru Gajah tersebut," jelas I Gusti Ngurah Anom Widnyana yang juga tokoh Pura Pakendungan ini.

Ia menjelaskan, tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini rutin dilaksanakan pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. Waktu dalam penanggalan kalender Bali tersebut dikenal dengan sebutan Kuningan.

Persiapan ngerebeg telah dilakukan sudah sejak lama. Tepatnya pada saat Tumpek Landep melalui ritual pasupati terhadap pusaka tersebut dengan tujuan menjaga kesuciannya.

Tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini diyakini sebagai proses menetralisir energi atau aura negatif alam sekitar. Karena itu, Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah juga diyakini sebagai salah satu ritual nangluk merana.

Khususnya dari sisi pertanian maupun aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan pertanian di Tabanan. Tradisi Ngerebeg ini dilakukan dengan berjalan kaki dari Puri Kediri hingga Pura Luhur Pakendungan yang menjadi simbol religius dari kesuburan.

Terlebih kondisi lingkungan Tabanan identik dengan lahan pertanian. "Dengan tradisi ini, kami memohon juga aura-aura negatif bisa dinetralisir. Sehingga serangan hama tanaman dan hama penyakit bisa dinetralkan," jelasnya.

Tradisi Ngerebeg saat Kuningan yang jatuh tiap enam bulan sekali biasanya diikuti sekitar 600 orang warga. Mereka merupakan warga salah satu dari enam banjar adat di Desa Adat Kediri. Dalam tradisi dalam Kuningan kali ini, warga Banjar Delod Puri yang mendapatkan giliran melaksanakan.

"Tidak semua banjar adat. Biasanya bergiliran tiap enam bulan sekali. Yang hari ini, krama (warga) banjar adat Delod Puri," pungkasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(nor/nor)

Hide Ads