Sebanyak 108 watangan atau bangkai-bangkaian bakal dilibatkan dalam pertunjukan Calonarang di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, Minggu (30/10/2022) malam ini. Satu dari 108 watangan tersebut nantinya bakal ditempatkan di perempatan dekat lokasi pementasan.
Penuntun Pasraman Agung Mandala Suci, I Nengah Atmaja menyebut orang yang menjadi watangan memiliki risiko tinggi, bahkan bisa meninggal. Sebab, mereka yang menjadi watangan melalui prosesi pelepasan roh atau seda raga.
"Risikonya yang menjadi watang itu meninggal. Karena roh dari yang menjadi watangan tersebut akan dilepas dalam proses seda raga," tutur Atmaja di sela persiapan pementasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahapan seda raga dalam pertunjukan Calonarang malam ini akan berlangsung saat alur cerita memasuki babak pembalasan dendam Walunateng Dirah yang menyebar wabah penyakit setelah anaknya, Ratna Mangali, diusir suaminya, Prabu Airlangga.
Lumrahnya, watangan dalam pementasan Calonarang akan ditandu ke setra atau kuburan. Namun karena lokasi pementasan malam ini jaraknya jauh dari kuburan, maka watangan akan ditempatkan di perempatan dekat Gedung Kesenian I Ketut Maria.
"Ada satu yang akan diusung ke perempatan. Yang lainnya di lokasi pementasan," ujarnya.
Mereka yang berperan menjadi watang atau bangkai akan menjadi media untuk mengundang pelaku ilmu hitam. Menurut Atmaja, pewatangan dalam pertunjukan Calonarang bukan sebuah keharusan. Ada atau tidak dikembalikan dari kesiapan penyelenggaranya.
"Tergantung penyelenggaranya. Ada atau tidak kemampuan untuk nyomia kekuatan negatif yang diundang datang," jelasnya.
Atmaja mengungkapkan, pertunjukan dengan menggunakan media watangan tersebut telah dipersiapkan sejak tiga hari sebelum pertunjukan malam ini. Para sisya Pasraman Agung Mandala Suci yang terlibat dalam pementasan ini juga telah melakukan latihan agar pertunjukan berjalan lancar. Begitu juga dengan mereka yang menjadi watangan.
"Persiapan selebihnya, saya memohon kepada Tuhan supaya pertunjukannya lancar. Tujuan dari pertunjukan ini tercapai. Pemainnya selamat. Penontonnya juga selamat," pungkasnya.
Bantah Hanya untuk Gagah-gagahan
Penuntun Pasraman Agung Mandala Suci, I Nengah Atmaja, menegaskan pertunjukan Calonarang dengan 108 watangan yang akan dipentaskan pada malam ini di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, bukan untuk gagah-gagahan. Meski pertunjukan itu juga ditujukan untuk mencatat rekor MURI.
"Bukan untuk gagah-gahan. Tetapi biar mereka yang mempelajarinya (ilmu hitam) datang. Kalau tidak datang bagaimana memotong ilmunya atau lebih tepat meredamnya," kata Atmaja.
"Kami juga ingin pementasan Calonarang ini bukan hanya sebagai tontonan saja. Tetapi sebagai tuntunan juga. Karena dalam pertunjukan Calonarang itu ada berbagai filosofi yang bisa dipelajari," imbuhnya.
Menurutnta, pertunjukan Calonarang merupakan warisan luhur ajaran Hindu di Bali. Pementasan Calonarang juga bertujuan untuk memuja Dewi Durga dengan harapan pemujanya terlindung dari gangguan ilmu hitam yang di Bali diistilahkan dengan ilmu pengeleakan.
Dalam pertunjukan Calonarang, sambung Nengah Atmaja, ada ritual pengunyingan atau ngunying. Dalam ritual ini, pelakunya akan menusuk diri sendiri dengan keris namun tidak terluka. Pada pertunjukan lainnya, ada juga yang menari atau berjalan di atas bara api.
Ia menyebutkan, proses menetralisir ilmu hitam itu akan terjadi pada saat puncak dari pementasan Calonarang dan ditandai ritual memercikkan tirta atau air suci.
"Pertunjukan ini juga untuk menetralisir ilmu hitam. Setelah itu, keadaan desa di situ (tempat pementasan) yang tadinya penuh aura negatifnya tinggi bisa berkurang. Biasanya sehabis kami pentas seperti itu," pungkasnya.
(iws/hsa)