Pertunjukan dramatari Calonarang dengan menggunakan 108 watangan akan dipentaskan di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, Minggu (30/10/2022) malam ini. Di Bali, tak banyak orang yang berani menjadi watangan atau berperan sebagai bangkai saat pertunjukan Calonarang.
Ratusan watangan atau bangke ini seluruhnya adalah sisya atau murid Pasraman Agung Mandala Suci. Saat pentas Calonarang, mereka biasanya diperlakukan layaknya orang yang sudah meninggal. Termasuk dibungkus menggunakan kain kasa atau kafan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertunjukannya mulai dari pukul 19.00 Wita di Gedung Maria," kata Penuntun Pasraman Agung Mandala Suci, I Nengah Armaja, Minggu (30/10/2022).
Pertunjukan Calonarang ini mengangkat lakon "Katundung Ratna Manggali". Kisah klasik ini menceritakan pengusiran Ratna Manggali yang diperistri Prabu Airlangga.
Diceritakan, Ratna Manggali diusir lantaran ibunya, Walunateng Dirah, disebut-sebut punya ilmu hitam. Pengusiran ini kelak menyulut amarah Walunateng Dirah sebagai seorang ibu hingga berujung pada penyebaran wabah penyakit di kerajaan Kediri.
Nengah Atmaja menjelaskan, durasi pertunjukan berkisar satu jam lantaran jalan cerita yang dipertunjukkan tidak lengkap. Pertunjukan itu lebih menonjolkan watangan atau bangke-bangkean yang jumlahnya 108 orang. Jumlah watangan sekaligus untuk memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia).
Untuk diketahui, para watangan ini telah menjalani serangkaian pelatihan sejak tiga hari sebelum pementasan. Termasuk pada Sabtu (29/10/2022), persiapan dan latihan dilaksanakan langsung di lokasi pementasan.
Para sisya melakukan latihan dengan menggunakan kain yang telah diisi rerajahan atau aksara suci yang diyakini sebagai pelindung saat mereka melalui tahap seda raga. Ini karena Pasraman Agung Mandala Suci dalam aktivitas sehari-harinya bergerak di bidang pengobatan supranatural.
"Kemarin itu juga latihan. Kain yang dipakai menutup tubuh mereka telah di-pasupati juga. Latihan ini sudah sejak tiga hari lalu," imbuh Nengah Atmaja.
Ia menambahkan, jumlah watangan 108 orang itu juga memiliki filosofi. Angka satu bermakna tunggal yang menandakan keesaan Tuhan. Angka nol bermakna kosong atau dalam ajaran Hindu kekosongan itu adalah sunia atau acintya. Sementara angka delapan bermakna kontinyuitas yang menyiratkan kehidupan yang terus berlanjut.
Secara numerologi, penjumlahan terhadap angka tersebut adalah sembilan. Dalam matematika, angka sembilan merupakan bilangan tertinggi. Sementara dalam ajaran Hindu, sembilan atau sanga, mewakili sembilan arah mata angin yang terangkum ke dalam Nawa Sanga.
"Dalam kepercayaan Hindu di Bali ada Dewata Nawa Sanga. Sembilan dewa yang berada di sembilan penjuru mata angin," jelasnya.
(iws/hsa)