Pemangku atau pendeta Hindu di Bali umumnya menggunakan genta atau bajra saat memimpin upakara maupun persembahyangan. Namun, tak demikian halnya dengan para pemangku di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Pemangku di desa ini pantang menggunakan genta saat memimpin atau muput upacara keagamaan.
Salah satu pemangku di Desa Les, Jero Kubayan Wayan Wiasa menuturkan kepercayaan ini sudah berlangsung turun temurun dan diwariskan oleh para leluhur mereka. Sebagai salah satu desa Bali mula, para penduduk percaya jika ada pemangku yang nekat melanggar pantangan tersebut, desa akan tertimpa musibah atau malapetaka.
"Dulu pernah ada pedanda dari luar yang bersikeras memakai genta tapi lagi tiga harinya terjadi musibah tanah longsor yang mengakibatkan beberapa warga meninggal dunia. Itu yang saya ketahui, tapi sebelumnya juga pernah ada," kata Jero Kubayan Wayan Wiasa kepada detikBali, Minggu (28/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jro Kubayan mengatakan pemangku di Desa Les ketika muput upacara yadnya hanya memakai see atau sesapan menggunakan Bahasa Bali. Isi see tersebut menyampaikan sajen yang dibuat, tujuan sajen, kepada siapa ditujukan, serta doa dari sang pamangku agar semua diberikan keselamatan.
Selain itu, pemangku juga menggunakan penyungsung (semacam kotak) yang di dalamnya berisi pis bolong (uang kepeng bolong) sejumlah 225 biji (satak limang likur), sajen, menyan dan sampian. Sarana tersebut digunakan pemangku saat memimpin suatu upacara.
Untuk diketahui, Desa Les sejak dulu telah menyungsung dua pura yakni Pura Griya dan Pura Sengguwu. Mereka juga meyakini sebenarnya para pemangku telah memiliki genta, hanya saja bersifat niskala sehingga tidak terlihat dan terdengar.
"Kalau dari penuturan penglingsir saya, pemangku di Desa Les tidak memakai genta saat nganteb pebaktian karena sudah nyungsung Pura Griya dan Pura Sengguwu. Selain itu berdasarkan cerita luluhur kami di Les jika kami sudah punya genta secara niskala yang tidak bisa dilihat dan didengar. Jadi kita tetap ikuti yang sudah ada sejak dahulu," pungkasnya.
(iws/iws)