Diyakini mampu untuk melindungi diri dari penyakit non medis, krama (masyarakat) Desa Adat Bugbug, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem lestarikan tradisi Wongwongan Yamaraja, serangkaian dengan Usaba Manggung. Tradisi ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali, yang puncaknya jatuh pada saat Purnama Sasih Kasa.
Wakil Kelian Desa Adat Bugbug Jro Wayan Artana mengatakan bahwa tradisi Wongwongan Yamaraja merupakan rerajahan atau gambar yang berupa Dewa Yamaraja dalam manifestasi Ida Bhatara Ratu Gede Sakti. Rerajahan Wongwongan Yamaraja tersebut diyakini oleh masyarakat Desa Adat Bugbug sebagai pengurip bhuana atau bisa menghidupkan segala jenis pertanian baik yang ada di persawahan maupun di tegalan yang diserang penyakit hama.
"Pada saat upacara rerajahan Wongwongan Yamaraja inilah dipercaya oleh masyarakat Desa Adat Bugbug bahwa Dewa Yamaraja dalam manifestasi Ida Bhatara Ratu Gede Sakti yang berstana di Pura Desa Bugbug turun ke desa untuk menghidupkan dan memberikan kesejahteraan kepada warga desa agar terjadi ketenteraman dan kedamaian," kata Jro Wayan Artana, Senin (11/7/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jro Wayan Artana mengatakan rerajahan Wongwongan Yamaraja tersebut digambar di atas tanah yang ada di Jaba Pura Bale Agung Desa Adat Bugbug dengan menggunakan pamor dan tepung yang dikombinasikan dengan huruf-huruf aksara modre dengan ukuran gambar yang sangat besar.
Tradisi tersebut dalam Usaba Manggung dipercaya oleh masyarakat Desa Adat Bugbug sebagai ritual yang sangat suci sehingga dilaksanakan secara turun temurun sejak dulu dan sampai saat ini masih terus dilestarikan.
Jro Wayan Artana mengatakan saat serangkaian upacara yang dilaksanakan sejak sore hingga malam hari sudah selesai, maka seluruh masyarakat Desa Adat Bugbug akan berkumpul di Jaba Pura Bale Agung untuk berebut pamor yang digunakan untuk menggambar Wongwongan Yamaraja tersebut.
"Jika masyarakat berhasil mendapat pamor dan tepung yang digunakan untuk menggambar Wongwongan Yamaraja tersebut dipercaya memiliki kekuatan magis yang dapat menghindarkan diri atau melindungi masyarakat Desa Adat Bugbug dari penyakit non medis," kata Jro Wayan Artana.
(kws/kws)