Kisah Tari Trunajaya Khas Lombok yang Sudah Punah di Bali

Pesta Kesenian Bali 2022

Kisah Tari Trunajaya Khas Lombok yang Sudah Punah di Bali

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 10 Jul 2022 05:25 WIB
Tari Trunajaya Karang Kubu atau yang disebut Tari Trunajaya khas Lombok sebenarnya berasal dari Bali, tetapi sudah punah dan tak pernah lagi ditarikan di Bali.
Tari Trunajaya Karang Kubu atau yang disebut Tari Trunajaya khas Lombok sebenarnya berasal dari Bali, tetapi sudah punah dan tak pernah lagi ditarikan di Bali. (Foto: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Denpasar -

Tari Trunajaya tak hanya berkembang di Bali. Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) pun ternyata memiliki Tari Trunajaya khas Lombok yang sudah punah dan tak pernah lagi ditarikan di Bali. Tari Trunajaya khas Lombok ini sering disebut Tari Trunajaya Karang Kubu.

Pembina Sanggar Karawitan dan Tari Darma Gita Shanti dari NTB, I Gede Yudarta menceritakan Tari Trunajaya Karang Kubu terakhir dibawakan oleh Sekaa Gong Pangkung, Tabanan, Bali, saat pentas di Los Angeles pada 1962 silam. Menurutnya, tarian tersebut sebenarnya berasal dari Bali meskipun kemudian masyarakat di NTB menyebutnya sebagai tari Trunajaya khas Lombok.

"Tahu-tahunya sudah ada di Lombok pada tahun 1960-an dikembangkan di daerah Karang Kubu. Tetapi di Bali, tarian ini sudah tidak dibawakan lagi," kata Yudarta di sela-sela pementasan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44,Jumat (8/7/2022) malam seperti dikutip dari laman resmi Disbud Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun Tari Truna Jaya Karang Kubu dikembangkan di wilayah Karang Kubu oleh I Likes (dari Bali) pada tahun 1960-an. Tarian ini sempat vakum dalam kurun waktu yang lama.

Barulah pada 2012 tarian tersebut berhasil direkonstruksi oleh mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar ketika melaksanakan kuliah kerja nyata di Kota Mataram. Proses rekonstruksi Tari Truna Jaya Karang Kubu ketika itu di bawah bimbingan seniman tari Ni Kadek Wirthi dan Mangku Made Musti (karawitan),

ADVERTISEMENT

"Kami ingin menampilkan yang khas, tidak yang biasa-biasa saja. Yang sudah lama terkubur, kami bangkitkan kembali," imbuh Yudarta.

Sementara itu, I Dewa Putu Kresna Ariawan, mengaku bangga bisa membawakan tari Trunajaya hasil rekonstruksi tersebut. Kresna berlatih selama tiga bulan, mulai dari mempelajari gerak tari hingga memadukan dengan para penabuh.

"Saya senang bisa belajar kembali tari Bali, mengenai pengetahuannya, geraknya, pakem-pakemnya," ujar pria alumnus ISI Denpasar ini.
Untuk diketahui, Tari Trunajaya merupakan salah satu tari kekebyaran dengan ciri khas sangat enerjik dan merepresentasikan gerak-gerak seorang pemuda yang menginjak dewasa. Tarian ini sangat dinamis serta memikat.

Selain membawakan tari Trunajaya Karang Kubu, duta kesenian dari Lingkungan Tohpati, Kelurahan Cakranegara, Provinsi NTB itu juga membawakan Tari Gadung Kasturi, Tari Kebyar Duduk, dan tabuh kreasi pepanggulan berjudul Segara Anak. Segara anak adalah danau berada di kawah Gunung Rinjani, NTB. Saat tampil di ajang PKB 2022, mereka didukung delapan penari dan 33 penabuh.




(iws/iws)

Hide Ads