Kampung Loloan merupakan salah satu kampung di Kabupaten Jembrana, Bali.
Tak hanya memiliki tradisi, budaya dan kearifan lokal yang unik. Kampung Loloan juga dikenal sebagai salah satu kampung muslim tertua di Bali.
Keberadaan Kampung Loloan juga mewarnai pluralisme dan multikulturalisme di Jembrana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung Loloan secara administrasi masuk di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana dan Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara.
Kampung kuna dengan penduduk muslim terbanyak di Gumi Makepung, Jembrana, ini juga banyak terdapat peninggalan dan bukti sejarah yang belum banyak diketahui.
Salah satunya Alquran tertua yang ditulis dengan tangan dan sebuah prasasti berusia 200 tahun lebih.
detikBali, berkesempatan melihat secara langsung kampung Loloan dan peninggalan bersejarahnya.
Benda-benda bersejarah tersebut berada di perpustakaan Masjid Baitul Qodim, Kelurahan Loloan Timur, Jembrana.
Dari penuturan Ahmad Nasihin, salah satu pengurus Masjid Baitul Qodim, dalam sebuah catatan di Perpustakaan peninggalan bersejarah ini sudah tercium lama oleh Pemerintah Malaysia.
Saat mencari bukti sejarah yang belum ditemukan yaitu prasasti pahat oleh seorang pemuda Malaysia, bernama Ensik Ya'qub yang mewakafkan tanah istrinya dan Alqur'an yang ditulis tangan oleh Tuan Guru H. Muhammad kepada masjid pada tahun 997 H atau bertepatan dengan tahun 1591 M atau 431 tahun.
"Setelah Alquran ini selesai ditulis, dibuat tempat memapah Alquran yang bahasa Melayunya kerekan," jelas Ahmad Nasihon.
Selain Alquran, terdapat juga prasasti barang pusaka yang berbahan kayu berisi tulisan dengan bahasa melayu yang isinya perjanjian atau wakaf masjid ini.
Prasasti itu dikenal dengan prasasti Encik Ya'kub. Encik Ya'kub sendiri merupakan sebuah Ikrar wakaf yang ditulis di atas papan, dibuat pada Tahun 1268 Hijriyah.
Adapun isi dari prasasti ini adalah sebagai berikut :
"Hijrah Nabi SAW, seribu dua ratus enam puluh delapan (1268) tahun kepada tahun Hijiriyah.
Sehari bulan Zul Qo'Idah, kepada hari Isnen Dewasa itulah Encik Ya'Qub orang Terengganau, mewakafkan ia akan barang istrinya serta muwafaqoh ia akan segala warisnya, yaitu Qur'an dan sawah satu tebih, di Mertesari perolehan empat puluh sibak, di dalam Masjid Jembarana Loloan ketika pak Mahbubah menjadi Penghulu dan bapak Mustika jadi Pemekel, saksi bapak Abdulloh Bin Yahya Al Qadri, khatib bapak Abdul Hamid, itulah adanya".
(dpra/dpra)