Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat Bali mengalami inflasi secara month to month (mtm) sebesar 0,16 persen pada Oktober 2025. Kepala BPS Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan menyebut angka tersebut relatif rendah jika berkaca pada periode 2022-2025.
"Bahkan, di tahun 2022 kita sempat mengalami deflasi 0,05 persen dan pergerakan harga bisa dibilang relatif terjaga karena pasca dua kali deflasi, inflasi yang terjadi pun masih relatif rendah," kata dia dalam rilis bulanan yang dilakukan secara live pada YouTube BPS Bali, Senin (3/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 11 kelompok komoditas, yang dominan menyumbang terjadinya inflasi Bali pada Oktober 2025 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,31 persen dan memberikan sumbangan 0,1 persen terhadap total inflasi.
Kemudian, kelompok lainnya yang mengalami inflasi yakni kelompok perlengkapan, peralatan dan pengendalian rumah tangga dengan inflasi 0,53 persen. Serta dengan sumbangan 0,02 persen terhadap total inflasi.
Dilanjutkan dengan kelompok transportasi sebesar 0,18 persen dan dengan sumbangan 0,02 persen. Serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dengan sumbangan 0,02 persen.
"Kalau dilihat berdasarkan komoditasnya, empat komoditas dengan andil tertinggi terhadap inflasi di Oktober 2025, yang pertama cabai merah dengan sumbangan 0,07 persen. Kemudian sawi hijau 0,05 persen, daging ayam ras 0,05 persen dan emas perhiasan 0,05 persen," bebernya.
Sebaliknya, komoditas yang memberikan andil deflasi yakni beras 0,05 persen. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan harga beras dan andilnya merupakan yang tertinggi terhadap penyumbang deflasi.
Kemudian tomat dengan andil 0,04 persen terhadap deflasi dan canang sari 0,03 persen terhadap deflasi. Serta bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,01 persen.
Dari empat kabupaten/kota yang dicatat BPS, Singaraja, Tabanan, dan Badung mengalami inflasi sejalan dengan tren provinsi, masing-masing sebesar 0,28 persen, 0,34 persen, dan 0,31 persen. Sementara Denpasar menjadi satu-satunya daerah yang mengalami deflasi 0,02 persen. Satu-satunya yang tercatat mengalami deflasi yaitu Denpasar sebesar 0,02 persen," ungkapnya.
Secara year on year (yoy), inflasi Bali tercatat 2,61 persen. Sedangkan secara tahun kalender (year to date) mencapai 1,79 persen.
(nor/nor)











































