Festival Olahraga Nasional (Fornas) yang digelar di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi berakhir pada Jumat (1/8/2025). Perhelatan ini memberi dampak positif bagi sektor perhotelan dengan perputaran ekonomi menembus Rp 20 miliar.
"Kalau kegiatan dari 25-30 Juli, dengan jumlah total kamar di Mataram, baik hotel bintang dan berbintang, perputaran ekonominya bisa mencapai Rp 20 miliar," kata Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Kota Mataram I Made Adiyasa saat dikonfirmasi, Jumat (1/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adiyasa menjabarkan perputaran ekonomi senilai Rp 20 miliar ini dihitung dari total okupansi hotel berbintang dan nonbintang selama enam hari pelaksanaan, 25-30 Juli 2025. Dengan rata-rata 7.000 kamar hotel terisi.
"Kalau kami ambil rata-rata per kamar Rp 500 ribu lalu dikalikan 7.000 kamar, maka dalam sehari perputaran ekonominya mencapai Rp 3,5 miliar," jelas Adiyasa.
Data AHM menunjukkan hampir seluruh kamar hotel terisi penuh. Bahkan, tak sedikit wisatawan domestik terpaksa memesan kamar hotel di wilayah Lombok Barat, karena di pusat kota Mataram penuh.
"Kalau sebelumnya kami proyeksikan okupansi di angka 85-90 persen, ternyata lebih dari itu," imbuh Adiyasa.
Menurutnya, Fornas cukup memberi dampak baik bagi bisnis perhotelan yang sempat lesu sejak awal tahun akibat efisiensi dan low season. "Pengelola bisnis jasa pariwisata bisa senyum di bulan ini," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Fornas VIII, Ibnu Riza Pradipto, mengungkapkan kegiatan tersebut diikuti oleh 38 kontingen dari seluruh provinsi di Indonesia. Dia menargetkan perputaran ekonomi selama kegiatan itu mencapai Rp 800 miliar.
"Para pegiat menggunakan biaya mandiri. Kami menargetkan ada perputaran ekonomi Rp 800 miliar," ujar Riza.
(nor/hsa)