Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB) memborong cabai merah dari Jawa sebanyak 5 ton untuk menekan harga cabai yang tembus Rp 210 ribu per kilogram (kg) di Pulau Lombok hingga, Selasa (4/3/2025). Hal itu untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan.
"Dari 5 ton kami jatah untuk para pedagang itu 14 kilogram," ujar Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq Nelly Yuniarti ditemui di kantor Gubernur NTB, Selasa (4/3/2025).
Nelly meminta masyarakat Lombok untuk mengurangi penggunaan cabai selama bulan puasa. Sebab, beberapa daerah juga mengalami kekurangan stok cabai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi ini bukan hanya NTB, banyak daerah lain juga mengalami kondisi serupa. Kami rebutan nariknya. Padahal kita ini penghasil cabai," tegas Nelly.
Nelly menyebut luas area tanam cabai di Pulau Lombok bertambah. Namun, jumlah produksi menurun karena banyak petani cabai gagal panen karena cuaca buruk.
"Mungkin sudah waktunya kita pakai teknik tanam teknologi," ujarnya.
Dinas Perdagangan NTB telah bekerja sama dengan Bank Indonesia NTB untuk melakukan operasi pasar di 11 titik di Kota Mataram. Dalam operasi pasar, BI akan mendatangkan stok cabai untuk dijual ke masyarakat.
"Nanti kami batasi masyarakat boleh beli 250 gram atau 1/4 kilogram. Nanti bayar pakai Qris. Jadi harus kami batasi pembelian. Jangan sampai nanti ada yang nimbun," tegas Nelly.
Nelly mengatakan harga cabai yang mencapai Rp 210 ribu ini menjadi harga tertinggi dalam 5 tahun terakhir. "Ini pecah rekor. Ini harga paling tinggi dalam lima tahun terakhir ini," tandas Nelly.
Gubernur Iqbal Akan Sidak Pasar
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal telah melaporkan tingginya harga cabai di NTB ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam rapat secara daring, Selasa. "Tadi Mendagri mencari di mana masalahnya sehingga harga di pasar terjadi kenaikan," ujar Iqbal di Kantor Gubernur NTB.
Eks Duta Besar Indonesia untuk Turki itu menjelaskan tingginya harga cabai sudah menjadi perhatian khusus pemerintah. Bahkan, Pemprov NTB akan melakukan intervensi harga dengan melakukan operasi pasar murah.
"Ya kami akan segera operasi pasar. Kami cek juga ke distributor-distributor. Kalau ada masalah di sana kami bantu," tegasnya.
Iqbal menuturkan harga cabai secara nasional berdasarkan laporan masing-masing daerah mengalami situasi yang sama. Menurutnya, harga cabai ini dampak anomali cuaca yang terjadi sejak Februari 2025. Ia meminta kepada masyarakat agar tidak panik. Ia menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi cabai selama Ramadan.
"Kalau bisa berbuka jangan makanan yang pedas, bahaya juga. Tapi yang jelas pemerintah akan intervensi. Kami pastikan petani dapat harga tinggi. Kita lihat kondisi ini dalam waktu dekat," tutur Iqbal.
(nor/nor)