Dinas Perdagangan (Disdag) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengklaim stok barang kebutuhan pokok (bapok) dalam kondisi aman jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Meski demikian, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok mulai meroket.
"Kondisi pasar kita masih stabil. Harga memang ada kenaikan, terutama di klaster cabai-cabaian. Bahkan harga cabai rawit naik sampai Rp 6.300, besar sekali naiknya, cabai rawit merah naiknya sampai Rp 7.000, dari sebelumnya Rp 28.000 per kilogram, sekarang jadi Rp 36.000 per kilogram," kata Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq Nelly Yuniarti saat dikonfirmasi di Mataram, Selasa (24/12/2024).
Nelly menuturkan, naiknya harga sejumlah bapok di pasar-pasar tradisional karena beberapa faktor. Di antaranya, pengaruh cuaca buruk hingga permintaan yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengaruhnya banyak, harapan kita memasuki ke depan, angka ini sudah mulai turun," jelasnya.
Dari data Disdag NTB, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan yang cukup tinggi, yakni sampai 21 persen. Yakni dari Rp 28.550 menjadi Rp 36.317 atau naik Rp 7.767 per kilogram. Kenaikan ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada 20 Desember 2024 yang hanya naik sebesar 1 persen atau setara Rp 367 per kilogram.
Kemudian disusul cabai merah besar naik 14 persen, yakni dari Rp 39.233 menjadi Rp 45.553 atau naik Rp 6.300 per kilogramnya. Tak hanya itu, cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan hingga 13 persen. Yakni dari Rp 19.283 menjadi Rp 22.050 atau naik Rp 2.767 per kilogramnya. Sementara itu, cabai merah keriting naik sebesar 4 persen dari Rp 36.000 menjadi Rp 37.483 atau naik Rp 1.483 per kilogram.
"Yang naik itu di cabai, tapi kalau beras (harganya) mulai terkendali. Yang turun mulai dari bawang, tapi kalau daging ayam tak terlalu signifikan naiknya, naik sih, tapi tidak terlalu menjerat ke konsumen. (Yang pasti) stok ayam masih (cukup)," tutur mantan Pjs Bupati Dompu tersebut.
Menurut Uun, ada indikasi permainan harga di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram.
"Kami akan turun, apakah ini permainan harga jelang Nataru. Untuk sementara, kami gelar pasar rakyat untuk memenuhi permintaan masyarakat," tandas Uun.
(dpw/dpw)