Sejumlah warga di Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, antre untuk mendapatkan gas LPG 3 kilogram (kg) alias gas melon di depan Kantor Lurah Legian, Selasa (4/2/2025). Beberapa warga mengaku kesulitan mendapatkan gas sejak beberapa hari belakangan ini.
Salah seorang warga, Wayan Kartini (55), membeli tiga tabung gas untuk stok. Gas itu dipakai untuk kebutuhan memasak di rumahnya. Ia membawa tiga KTP sebagai syarat membeli gas elpiji yang dijual Rp 18.000 per tabung itu.
"Saya bawa KTP anak, saya, dan suami biar dapat tiga. Kemarin-kemarin itu susah beli. Dapat beli yang masih jual di warung itu harganya Rp 23.000, Rp 25.000," tutur Wayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga lainnya, Wayan Meter (60), senang ada operasi pasar gas LPG dari Pemkab Badung karena memudahkan masyarakat membeli gas. Menurut dia, sejak regulasi baru dari pemerintah pusat yang melarang penjualan gas LPG 3 kg di pengecer, ia merasa sulit mendapatkan gas.
Meter juga mengaku belum tahu lokasi pangkalan tempat membeli gas. Sebab, selama ini gas LPG 3 kg mudah didapat di warung atau pengecer.
"Kalau diadakan seperti ini selain harganya murah, juga warga bisa langsung dapat. Walaupun antre, tapi ada kepastian. Harga juga tidak mahal," sambung Meter.
Operasi pasar khusus gas LPG ini diberikan kepada ratusan masyarakat di sekitar Kelurahan Legian. Agen menyediakan sekitar 300 tabung.
Warga lebih dulu mencari nomor antrean di Kantor Lurah Legian sejak Senin (3/2/2025) hingga pagi tadi. Kemudian, distribusi dilakukan oleh agen diawasi oleh petugas kelurahan mulai pukul 10.00 Wita sampai sore nanti atau sampai habis.
Lurah Legian Ni Putu Eka Martini mengatakan operasi pasar digelar dalam rangka mengatasi masalah kelangkaan gas LPG. Hari ini tersedia kuota 300 tabung LPG melon. Setiap tabung dijatah hanya untuk satu KTP. Warga diwajibkan membawa fotokopi KTP agar bisa membeli.
"Kami berharap ini membantu masyarakat mengatasi kelangkaan tabung yang saat ini sedang terjadi, khususnya di Badung. Masyarakat terbantu mendapatkan tabung gas dengan mudah untuk ketersediaan kebutuhan mereka," kata Eka Martini.
Eka menuturkan sebagian besar warga mengaku berburu gas melon sampai ke Denpasar. Selain untuk kebutuhan rumah tangga, gas melon juga banyak dipakai untuk kebutuhan usaha kecil-kecilan di bidang kuliner.
"Ketersediaan gas ini sangat diharapkan pastinya. Untuk antisipasi rebutan, jadi kemarin kami siapkan nomor antrean dengan membawa fotokopi KTP. Jadi satu KTP dapat satu tabung gas. Tidak boleh lebih.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung I Made Widiana mengatakan operasi pasar ini adalah upaya jangka pendek pemerintah untuk menjawab keluhan masyarakat yang merasa ada kelangkaan LPG 3 kg di pasaran.
Widiana memastikan tidak ada pengurangan kuota di lapangan. Kelangkaan yang terjadi, dia berujar, merupakan imbas dari regulasi tidak dijualnya gas di pengecer.
"Kami baru adakan operasi pasar di wilayah Kecamatan Kuta, salah satunya di Legian, sebelum ke depan diperluas ke wilayah lain di Kabupaten Badung," tandas Widiana.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengubah kebijakan larangan penjualan gas melon di tingkat pengecer atau warung. Mulai hari ini, boleh kembali menjual LPG 3 kg. Perubahan aturan yang baru seumur jagung itu untuk mengatasi antrean di pangkalan gas yang terjadi hampir di seluruh Indonesia.
"Ada keinginan dari Kementerian ESDM itu untuk menertibkan harga di pengecer supaya tidak mahal di masyarakat. Namun, setelah komunikasi dengan Presiden, Presiden kemudian telah menginstruksikan kepada ESDM untuk per hari ini mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa," kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di DPD RI, Selasa (4/2/2025), dikutip dari detikFinance.
Rencananya, pengecer akan menjadi subpangkalan. Sementara terkait isu harga yang melonjak di tingkat pengecer, pemerintah akan membuat harga patokan sehingga tidak melanggar.
"Jadi pengecer yang akan menjadi sub pangkalan ini akan ditentukan juga harganya sehingga harga di masyarakat itu tidak mahal," jelas Dasco.
"Presiden tadi menginstruksikan kepada ESDM agar per hari ini pengecer itu bisa berjualan kembali sambil kemudian secara parsial aturannya kemudian diselaraskan," imbuhnya.
(hsa/gsp)