Kehadiran smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), dinilai akan meningkatkan nilai ekspor konsentrat ke depannya. Hal tersebut tentunya akan berimbas positif pada kesejahteraan masyarakat dan peningkatan perekonomian daerah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) NTB Berry Arifsyah Harahap mengatakan, PDRB di sektor lapangan usaha tambang tidak ada yang berubah. Hal yang berbeda nantinya yakni pada posisi ekspor tambang.
"Hasil produk malahan akan meningkat kalau nanti di lapangan manufaktur industri itu naik, karena ekspornya nanti dalam berbagai bentuk," kata Berry saat diwawancarai di Kantor Wilayah DJPb NTB, Kamis (23/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Berry, nilai tambah yang dihasilkan dari produk smelter diperkirakan 10 persen. Jika ekspor NTB sebesar Rp 1 triliun, maka nilai tambahnya sebesar Rp 100 miliar yang akan dicatatkan baru di lapangan usaha industri ini.
"Ini sebenarnya positif, malahan tidak ada penurunan, yang terjadi malah naik, cuma proses value edit butuh investasi yang besar sekali," jelasnya.
Meski kawasan industri di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) belum tumbuh maksimal, tetapi Berry menegaskan hal terpenting adalah smelternya. Berbicara soal pertumbuhan kawasan industri, masih ada banyak masalah yang dihadapi. Seperti infrastruktur, logistik, hingga bagaimana memindahkan manufaktur ke daerah produsen dan konsumen.
"Itu tidak mudah," imbuh Berry.
Sementara itu, Berry menjelaskan, smelter PT AMNT ini sudah berjalan dan akan mengirim hasil hilirisasi dalam bentuk ekspor barang setengah jadi. Hal tersebut tentunya akan membuat nilai tambah produk ekspor konsentrat lebih baik.
Kinerja Ekspor NTB Tumbuh
Kinerja ekspor di NTB kembali menunjukkan pertumbuhan signifikan pada Juli 2024. Hal ini dipicu oleh PT AMNT yang kembali memperoleh izin ekspor tambang.
"Ekspor NTB pada Juli ini mencatatkan pertumbuhan sebesar US$ 208,84 juta atau meningkat 11.396,86 persen. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh aktivitas ekspor yang dilakukan oleh PT AMNT, khususnya dalam sektor barang tambang nonmigas," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Wahyudin, Kamis (15/8/2024).
Wahyudin menjelaskan peningkatan kinerja ekspor pada Juli 2024 sebagian besar disebabkan oleh ekspor bijih tembaga dan konsentrat oleh PT AMNT pada 29 dan 30 Juli 2024. Ekspor tersebut dikirim ke sejumlah negara seperti India dan Jepang.
"Terdapat dua kali proses ekspor pada 29 dan 30 Juli oleh PT AMNT sehingga ekspor barang galian tambang nonmigas mencapai US$ 204 juta. Jumlah ini hampir 80 persen dari total ekspor NTB ke luar negeri," jelasnya.
(nor/dpw)