Pekan Kedua Oktober: Harga Bahan Pokok di NTB Naik, Apa Penyebabnya?

Mataram

Pekan Kedua Oktober: Harga Bahan Pokok di NTB Naik, Apa Penyebabnya?

Nathea Citra - detikBali
Senin, 14 Okt 2024 20:59 WIB
Harga bahan pokok terutama cabai dan sayuran di NTB mulai naik pada pekan kedua Oktober 2024.
Harga bahan pokok terutama cabai dan sayuran di NTB mulai naik pada pekan kedua Oktober 2024. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada pekan kedua Oktober 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen. Lima komoditas dengan kenaikan tertinggi adalah bawang merah, minyak goreng, telur ayam ras, cabai rawit, dan bawang putih.

"Lima komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi pada pekan ini cenderung sama dengan pekan sebelumnya," ujar Karo Perekonomian Setda NTB, Wirajaya Kusuma, dalam konferensi pers di Mataram, Senin (14/10/2024).

Wirajaya menjelaskan bahwa berdasarkan Rakor Inflasi Hybrid, tingkat inflasi nasional pada September 2024 secara tahunan masih terjaga dalam rentang target 2,5 Β± 1 persen, yaitu di angka 1,84 persen. Sementara itu, inflasi secara tahun kalender dari Januari hingga September juga relatif terkendali di angka 0,74 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyumbang dari komponen inti dan administered price masing-masing sebesar 1,07 persen dan 0,13 persen," jelasnya.

Dia menambahka penyumbang deflasi berasal dari komponen volatile foods. Pada pekan kedua Oktober, Wirajaya mencatat bahwa jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH lebih banyak daripada yang mengalami kenaikan. Untuk NTB, jumlah IPH-nya tercatat mencapai 0,14 persen.

ADVERTISEMENT

"Dirjen juga menyoroti minyak goreng curah yang masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Kami telah turun melakukan pemantauan ke sejumlah pasar dan saat ini harga-harga masih terkendali," terangnya.

Selain itu, Bapanas juga menyoroti dana dekonsentrasi yang sangat dibutuhkan untuk penyelenggaraan Gerakan Pangan Murah (GPM). GPM merupakan upaya untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan bahan pokok dengan harga terjangkau.

Sementara itu, data perkembangan harga komoditas pangan di kabupaten dan kota NTB dari Dinas Perdagangan (Disdag) NTB menunjukkan bahwa sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga. Hampir semua jenis cabai mengalami kenaikan, kecuali cabai keriting yang turun.

Harga cabai merah besar naik 6 persen, atau sebesar Rp 1.267 per kilogram. Cabai rawit merah naik 2 persen, atau Rp 600 per kilogram, sedangkan cabai rawit hijau naik 1 persen, atau Rp 300 per kilogram. Sementara itu, cabai keriting turun 4 persen, atau Rp 783 per kilogram.

Komoditas lain yang mengalami kenaikan antara lain bawang merah yang naik 3 persen (Rp 583 per kilogram), tomat yang naik 5 persen (Rp 400 per kilogram), dan ikan tongkol yang naik 2 persen (Rp 433 per kilogram).

Kepala BPS NTB, Wahyudin, menyebutkan bahwa inflasi tahunan NTB sebesar 1,77 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,87. Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga di sejumlah kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan tertinggi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya (6,37 persen), pendidikan (3,82 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (2,09 persen), serta penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,91 persen).

Kemudian, kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik 1,74 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 1,60 persen; pakaian dan alas kaki naik 1,32 persen; transportasi naik 1,23 persen; kesehatan naik 1,10 persen; dan perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,17 persen.

"Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, yang turun sebesar 0,97 persen," katanya.

Untuk tingkat inflasi bulanan di NTB pada September 2024 tercatat sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain akademi/perguruan tinggi, ikan layang, ikan tongkol, beras, pisang, upah asisten rumah tangga, jeruk nipis, nasi dengan lauk, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, servis, dan cumi-cumi.

Sementara itu, komoditas yang memberikan sumbangan deflasi meliputi cabai rawit, cabai merah, bensin, terong, kol putih, anggur, wortel, semangka, jeruk, kangkung, kacang panjang, dan tomat.

"Tingkat inflasi year to date tercatat sebesar 0,17 persen," pungkasnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads