Dinas Perhubungan (Dishub) Bali meluncurkan aplikasi monitoring informasi system Bali Electric Vehicle Informasi Center (EVIC) dalam acara Periklindo Electric Vehicle Conference di Badung, Kamis (12/9/2024).
Kepala Dishub Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta menyampaikan ini sebagai upaya untuk menginformasikan kepada masyarakat agar tidak takut untuk menggunakan kendaraan listrik.
"Yang penting mengurangi ketakutan menggunakan electric vehicle (kendaraan listrik) itu aja," ujar Samsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketakutan yang dimaksud seperti, masyarakat masih enggan beralih ke kendaraan listrik karena dinilai kapasitas jaraknya tidak mumpuni. Kemudian, kekhawatiran akan baterai habis.
"Kedua, ada yang takut karena merasa duduk di atas kompor karena besar setrumnya. Ketika ada yang takut kena air korsleting. Jadi banyak hal sebetulnya," ungkap dia.
Selain itu, masyarakat masih merasa bahwa kendaraan listrik bakal menyedot setrum listrik lebih besar.
"Di EVIC ini lengkap, bagaimana caranya beralih motor biasa ke listrik dan sebagainya," lanjut Samsi.
Sistem ini, Samsi berujar, berisikan tentang banyak hal, seperti informasi mengenai kendaraan listrik, lokasi diler, bengkel resmi, stasiun pengisian baterai, dan lainnya.
"Sebetulnya itu aplikasi yang diisikan oleh para industri kemudian juga tentang kendaraan baru yang mau launching, kemudian hasil review-review itu masuk di situ," tuturnya.
Nantinya, EVIC akan dikelola secara independen yang masih dipersiapkan oleh Dishub untuk menentukan siapa yang akan mengelola.
"Supaya bisa business to business dengan industri dan kemudian juga dengan seluruh diler, tapi yang jelas mungkin semacam organisasi yang non profit," jelas Samsi.
Kemudian, Bali akan memiliki EV center yang berlokasi di Denpasar. Ditambah, tempat untuk test drive motor listrik yang rencananya berlokasi di Jembrana yang mana memanfaatkan tanah milik Pemprov Bali.
Terkait potensi investasi di Bali, Samsi menyampaikan banyak program-program besar di pemerintah daerah yang membutuhkan investasi, dari sisi kendaraan maupun infrastruktur.
Sebab, menurutnya Bali yang notabene daerah pariwisata sangat memungkinkan untuk mengembangkan transportasi umum namun terkendala dana.
"Pertama ada busway Sarbagita, itu bukan hanya busway-nya tapi sistem feeder-nya. Kemudian kita punya U8 dia adalah angkutan kawasan, Ubud, Tegalalang, Payangan," beber Samsi.
(hsa/hsa)