Politeknik Pariwisata Bali Bakal Kedatangan Para Mahasiswa dari Afrika

Politeknik Pariwisata Bali Bakal Kedatangan Para Mahasiswa dari Afrika

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Senin, 02 Sep 2024 16:48 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, di BICC, Nusa Dua, Badung, Selasa (2/9/2024).
Foto: Sandiaga Uno di Indonesia-Afrika Forum, Senin (2/9/2024). (Rizki Setyo/detikBali)
Badung -

Indonesia akan menjalin kerja sama dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dengan dua negara Afrika, Zanzibar dan Aljazair. Salah satunya lewat pertukaran mahasiswa di kampus pariwisata di Bali.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno seusai menghadiri rapat bilateral dengan para kepala negara Afrika di acara KTT Indonesia-Afrika Forum (IAF) ke-2, Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024.

"Pertama tadi pertemuan bilateral dengan Unctad (PBB bidang Pembangunan dan Perdagangan) menegaskan komitmennya untuk Indonesia dari segi penguatan ekonomi kreatif kita yang kerja samanya didominasi selatan ke selatan," ujar Sandiaga Uno di Nusa Dua, Badung, Senin (2/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zanzibar, Sandiaga berujar, ingin segera melakukan kerja sama dalam bidang parekraf dan sumber daya manusia untuk pertukaran mahasiswa di Politeknik Pariwisata Bali.

"Karena Afrika ini 30 persen ekonominya ditopang oleh pariwisata, sedangkan Bali sendiri juga sedang mendesain menuju pariwisata yang berbasis sustainability," tutur politikus PPP itu.

ADVERTISEMENT

Kemudian, mantan wakil gubernur Jakarta itu menyebutkan ia juga bertemu dengan Menteri Ekonomi Berbasis Pengetahuan dari Aljazair. Ia mengatakan negara tersebut juga ingin belajar mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia dari Bali.

"Di Aljazair sendiri mereka melihat Indonesia sebagai leader di sektor ekonomi kreatif dunia, mereka ingin kita terus mengembangkannya dan bermitra," ucapnya.

Meskipun Bali memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, tapi Sandi tidak mengira Pulau Dewata menjadi acuan pariwisata oleh negara-negara di selatan.

"Sekarang mereka melihat bagaimana kita mengarahkan ke wilayah lain sebagai bentuk daripada antisipasi overtourism," tandas Sandiaga.




(hsa/gsp)

Hide Ads