BI Bali Sebut Kenaikan Permintaan Makanan Jadi Risiko Inflasi April 2024

BI Bali Sebut Kenaikan Permintaan Makanan Jadi Risiko Inflasi April 2024

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 07 Apr 2024 21:01 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Dok. Bank Indonesia Provinsi Bali)
Foto: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Dok. Bank Indonesia Provinsi Bali)
Denpasar -

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja menyebut permintaan makanan jadi dan pakaian pada bulan puasa serta Idul Fitri menjadi risiko inflasi yang perlu diwaspadai pada April 2024. Selain itu, kenaikan gaji ASN dan UMP berpotensi mendorong kenaikan permintaan yang lebih tinggi dari prakiraan.

"Musim kemarau basah dan periode pancaroba yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret hingga April 2024, perlu diwaspadai karena dapat memunculkan virus ternak dan tumbuhan," ujar Erwin melalui siaran pers, Minggu (7/4/2024).

Erwin mencatat perkembangan harga Provinsi Bali pada Maret 2024 secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,93% secara month to month (mtm). Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,61 persen (mtm) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,52% (mtm).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali sebesar 3,67% secara year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,05% (yoy). Secara spasial, Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,87% (mtm) atau 3,43% (yoy), Badung mengalami inflasi sebesar 1,10% (mtm) atau 3,92% (yoy).

Kemudian, Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,89% (mtm) atau 3,71% (yoy) dan Tabanan mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm) atau 3,95% (yoy). Berdasarkan komoditasnya, sambung Erwin, inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga daging ayam ras, beras, telur ayam ras, cabai rawit, dan canang sari.

ADVERTISEMENT

"Kenaikan harga daging ayam ras diprakirakan akibat kenaikan harga pakan. Di samping itu, kenaikan harga beras terjadi akibat adanya pergeseran musim panen," katanya.

Dia menjelaskan secara historis selama lima tahun terakhir komoditas daging ayam ras cenderung mengalami kenaikan harga menjelang hari raya Galungan dan Kuningan serta Ramadan. Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga jagung manis dan baju kaos berkerah pria.

"TPID Provinsi dan kabupaten kota di Bali secara konsisten melakukan pengendalian inflasi dalam kerangka kebijakan 4K. Antara lain melaksanakan kegiatan operasi pasar di seluruh kota kabupaten di Bali," sebutnya.

Kemudian, sambung Erwin, upaya lainnya dengan melakukan sidak pasar untuk memastikan ketersediaan stok dan harga barang dan perluasan lahan tanam di Provinsi Bali, seperti menambah luas tanam bawang merah.

Lalu pemetaan saluran irigasi di seluruh Bali untuk memastikan kecukupan air area persawahan dan meningkatkan peran Perumda antara lain dengan memasukkan Perumda ke dalam TPID dan mendorong seluruh kota kabupaten memiliki Perumda.

"Melalui langkah-langkah tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tahun 2024 tetap akan terjaga dan terkendali dalam rentang sasaran 2,5Β±1%," imbuhnya.




(nor/nor)

Hide Ads