Penjualan mukena dan jilbab sejak menjelang bulan Ramadan di Kota Denpasar, Bali, laris manis. Toko Alusa, salah satu penjual mukena di Jalan Gunung Rinjani, Denpasar, bisa menjual hingga 4.000 lembar mukena dalam sebulan. Omzet pun meningkat dua kali lipat lebih, dari Rp 200 juta menjadi Rp 500 juta.
Staf Toko Alusa, Ketut Ernawati, menuturkan penjualan mukena sebelum Ramadan paling banyak 2.000 lembar per bulan. Ia memprediksi pada akhir Maret nanti bisa menjual 500 mukena dalam sehari.
"Masih ada kesempatan buat karyawan-karyawan yang mendapatkan THR. Mereka pasti bakalan cari mukena untuk oleh-oleh atau dipakai sendiri saat Idul Fitri," kata Ernawati, Senin (25/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ernawati menuturkan tokonya telah memiliki sekitar 1.500 reseller. Permintaan mukena dari Toko Alusa banyak yang berasal dari Palembang dan Kalimantan. Bahkan, tak jarang tokonya itu mengirim mukena hingga ke Singapura, Malaysia, dan Australia.
Harga mukena yang dijual Toko Alusa mulai dari Rp 175 ribu hingga Rp 300 ribu. Menurutnya, mukena yang dia jual unik karena memiliki motif tie dye dan berbahan rayon janger.
![]() |
Tak hanya toko offline, penjual mukena yang membuka lapak online juga turut kecipratan cuan saat bulan Ramadan. Noviana Windri Rahmawati, misalnya. Perempuan berusia 28 tahun itu kebanjiran pesanan mukena sejak dua pekan sebelum Ramadan.
"Sejauh ini peningkatan penjualan sekitar 30-35 persen. Itu dari penjualan mukena, sajadah, dan pashmina yang lumayan banyak," ungkap Noviana saat ditemui di Denpasar, Senin.
Pemilik online shop Lugu Hijab itu terkadang mendapat pesanan hingga 20 lembar mukena dari satu pembeli. Ia pun sempat kewalahan menerima pesanan calon pembeli.
"Kemarin bahkan ada yang cari 26 pcs. Tapi, stoknya tidak sampai karena stok yang seharusnya dipakai Ramadan dan Lebaran justru terjual sebelum Ramadan," imbuh Noviana yang telah merintis usahanya sejak 2020 itu.
Noviana menuturkan produk mukena yang dia jual dibanderol dengan harga mulai Rp 90 ribu. Sedangkan, harga dari Rp 15 ribu hingga Rp 40 ribu untuk kerudung. Rata-rata dia bisa menjual 30 lembar jilbab per hari. Sedangkan,
Pembelinya selama ini lebih banyak berasal dari Bali dan Nusa Tenggara (Nusra). Sesekali, ia juga mendapat permintaan mukena dari Kalimantan dan Sulawesi.
"Omzet kotor di luar bulan Ramadan sekitar Rp 2,5 juta per bulan. Kalau sekarang, selama dua minggu Ramadan omzetnya hampir Rp 2 juta," ujar Noviana.
(iws/nor)