Megibug, Tradisi Makan Bersama pada Ramadan di Desa Kepaon

Ragam Ramadan 2024

Megibug, Tradisi Makan Bersama pada Ramadan di Desa Kepaon

Aryo Mahendro, I Nyoman Adhisthaya Sawitra - detikBali
Jumat, 22 Mar 2024 17:34 WIB
Tradisi megibung di Masjid Al-Muhajirin, Desa Kepaon, Denpasar, Bali, Kamis (21/3/2024).
Tradisi megibung di Masjid Al-Muhajirin, Desa Kepaon, Denpasar, Bali, Kamis (21/3/2024). Foto: I Nyoman Adhisthaya Sawitra/detikBali
Denpasar -

Anak-anak, remaja, dan orang tua duduk melingkar di Masjid Al-Muhajirin, Desa Kepaon, Denpasar, Bali. Di depannya terdapat nasi dengan ayam bakar, telur balado, urap, dan sambal. Makanan itu disajikan di atas nampan. Nasi dengan lauk yang disajikan di atas nampan itu disebut nasi kapar.

Mereka makan bersama selepas salat maghrib berjemaah. Tradisi makan bersama setiap Ramadan itu bernama megibung. "Tradisi ini sudah ada sejak warga Kepaon ada di sini," kata salah satu tokoh umat muslim Kepaon, Padani, kepada detikBali, Kamis (21/3/2024).

Megibung dilakukan warga Kepon setiap malam ke-10, 20, dan 30 Ramadan. Makan bersama merupakan bentuk rasa syukur karena telah khatam mendaras Al-Qur'an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga muslim setempat terbiasa mendaras Al-Qur'an tiga juz per hari saat bulan puasa. "Karena Al-Qur'an itu ada 30 juz dan dibaca tiap malam tiga juz dan setiap sepuluh hari sekali itu kami mengadakan khataman dan setelahnya kami melaksanakan megibung," ujar Padani.

Keriuhan megibung terjadi sebelum waktu iftar tiba. Warga di sekitar Masjid Al-Muhajirin, silih berganti mulai berdatangan mengantarkan aneka makanan untuk diserahkan ke pengurus masjid.

ADVERTISEMENT
Nasi kapar disajikan saat megibung atau makan bersama di Masjid Al-Muhajirin, Desa Kepaon, Denpasar, Bali, Kamis (21/3/2024).Nasi kapar disajikan saat megibung atau makan bersama di Masjid Al-Muhajirin, Desa Kepaon, Denpasar, Bali, Kamis (21/3/2024). Foto: I Nyoman Adhisthaya Sawitra/detikBali

Nasi kapar dan aneka takjil itu kemudian ditata rapi. Sembari menunggu waktu berbuka, mereka mengaji.

detikBali ikut menyantap nasi kapar saat megibung. Ayam bakar dengan sambal dipadu dengan urap rasanya pas di lidah.

Menurut Padani, nasi kapar adalah menu wajib yang disantap saat makan bersama itu. "Yang pasti selalu ada itu nasi kapar," tuturnya.

Salah satu yang mengikuti megibung di Masjid Al-Muhajirin adalah Hariyono. Suasana keakraban makan bersama itu mengingatkannya pada suasana di kampung halamannya di Lombok.

Hariyono mengungkapkan meski tidak saling kenal dengan warga yang lain saat makan bersama, tapi kebersamaan tetap terasa. "Rasanya seperti sudah dekat sekali, mungkin karena satu tradisi, satu agama, jadi kita saudara semuanya," imbuhnya.

Sekretaris Masjid Al Muhajirin Muhammad Sayuti mengatakan makanan yang disantap saat megibung disediakan oleh warga sekitar rumah Tuhan itu. Mereka pun sudah membaginya.

Misalkan, keluarga yang tinggal di Kampung Islam Kepaon di sisi tengah dan selatan menyediakan makanan untuk megibung hari ke-10 Ramadan. "Kalau 10 (hari) Ramadan pertama, yang dapat giliran (menyediakan nasi Kapar) adalah (wilayah) tempat tinggal saya," ungkap Sayuti.




(gsp/gsp)

Hide Ads