Bisnis Moncer, BPD Bali Raup Laba Bersih Rp 738 Miliar di 2023

Bisnis Moncer, BPD Bali Raup Laba Bersih Rp 738 Miliar di 2023

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 01 Feb 2024 08:42 WIB
Petugas menyusun uang di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Jumat (17/6/2016). Bank BUMN tersebut menyiapkan lebih dari 16.200 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melayani kebutuhan uang tunai saat lebaran. BNI memastikan memenuhi seluruh kebutuhan uang tunai yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 62 triliun atau naik 8% dari realisasi tahun sebelumnya. (Foto: Rachman Harryanto/detikcom)
Ilustrasi uang. (Foto: Rachman Haryanto)
Denpasar -

Bank BPD Bali mencatatkan laba bersih sebesar Rp 738 miliar pada akhir tahun 2023. Perolehan laba tersebut tumbuh 22,32% dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 604 miliar.

"Pertumbuhan laba ini secara signifikan bersumber dari pendapatan bunga bersih selama tahun 2023," kata Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma melalui keterangan tertulisnya, Kamis (1/2/2024).

Dia merinci pendapatan bunga bersih bank itu naik 28,97 persen menjadi Rp 2,242 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,738 triliun. Pencapaian laba juga bersumber dari peningkatan fee based income sebesar Rp 11 miliar, naik 10,83 persen menjadi Rp 114 miliar. Pendapatan lainnya juga mengalami pertumbuhan hingga 55,65 persen menjadi Rp68 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan intermediasi yang telah dilakukan, terdapat peningkatan penyaluran kredit secara tahunan mencapai 5,39 persen atau meningkat dari Rp 20,068 triliun pada Desember 2022 dan mencapai Rp 21,151 triliun pada Desember 2023. Adapun komposisi penyaluran kredit produktif mencapai 54,34% dari total portofolio kredit pada Desember 2023 atau meningkat dari Desember 2022 yang hanya sebesar 52,52%.

BPD Bali juga telah menyalurkan kredit kepada debitur UMKM pada Desember 2023 yang telah mencapai Rp 10,268 triliun atau 48,54 persen dari total kredit yang disalurkan.

Hal ini mengisyaratkan bahwa Bank BPD Bali telah menyalurkan kredit kepada UMKM melebihi dari ketentuan yang dipersyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/13/PBI/2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial Bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah, yaitu paling sedikit sebesar 25 persen pada akhir bulan Juni 2023 dan posisi akhir bulan Desember 2023. Pemenuhan rasio ini bersumber dari tercapainya penyaluran kredit KUR sebesar 100 persen dari target, yaitu sebesar Rp 1,729 triliun.

Lini bisnis pendanaan, CASA, juga meningkat 23,40 persen mencapai Rp 19,977 triliun, berkontribusi hingga 71,48 persen dari total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 5,65 persen menjadi Rp 27, 948 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 26,453 triliun.

Peningkatan kredit dan pendanaan bank telah mendorong peningkatan aset dimana Bank BPD Bali mencatatkan aset sebesar Rp 34,311 triliun atau meningkat sebesar 6,69 persen.

Disamping itu, rasio keuangan juga terjaga dengan baik, Rasio KPMM sebesar 25,38%, ROA sebesar 3,24%, ROE sebesar 20,23%, NIM sebesar 7,16%, NPL Gross sebesar 1,29%, NPL Net sebesar 0,02%, dan BOPO sebesar 67,32%.

"Pencapaian kinerja Bank BPD Bali tidak lepas dari adanya dukungan penuh pemegang saham melalui penyertaan modal sehingga modal inti pada Desember 2023 sebesar Rp 3,877 triliun," ungkap Sudharma.




(dpw/iws)

Hide Ads