Pemerintah Provinsi (Pemprov)Bali telah menyusun pola perjalanan wisata atau travel pattern. Pola itu disusun sebagai upaya mengimbangi dominasi turis yang gemar berwisata di Bali bagian selatan.
"Kami sudah membuat travel pattern untuk mengantisipasi dan kami dorong pengembangan (wisata) tidak hanya Bali selatan saja," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun kepada detikBali, Sabtu (13/1/2024).
Tjok Bagus menjelaskan pola perjalanan itu sudah disusun oleh Pemprov Bali bersama akademisi dari Universitas Udayana. Kini, pola perjalanan wisata itu sudah disosialisasikan ke Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (DPD Asita) Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pola wisatanya sendiri berisi promosi dan informasi tentang sejumlah lokasi sentra kesenian dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Bali timur, barat, dan utara. Sehingga, arus perjalanan para wisatawan otomatis terarah ke tiga bagian Bali itu.
"(Travel pattern) menuju ke kantong-kantong sentra kesenian. Termasuk juga ke sentra UMKM. Di samping, daya tarik wisata lainnya juga," jelas Bagus Pemayun.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno membeberkan salah satu solusi mengatasi ketimpangan pariwisata di Bali selatan dan utara. Yakni, mengembangkan desa wisata di wilayah Bali barat, utara, dan timur. Rencana tersebut bertujuan mengurangi penumpukan jumlah wisatawan di Bali selatan.
Adapun sejumlah desa yang akan dikembangkan untuk dijadikan destinasi wisata, antara lain di Bali utara yang meliputi Buleleng dan Karangasem, serta sisi timur yang meliputi Klungkung.
Sandiaga meyakini wilayah tersebut masih dapat menampung banyak wisatawan yang diprediksi meningkat hingga 20 persen sepanjang 2024. Sehingga, akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
(dpw/dpw)