Starbucks Kian Merana Diboikot karena Dianggap Pro Israel

Internasional

Starbucks Kian Merana Diboikot karena Dianggap Pro Israel

Dike Rani Feirisa - detikBali
Rabu, 27 Des 2023 16:20 WIB
SENSITIVE MATERIAL. THIS IMAGE MAY OFFEND OR DISTURB    A person waves a Palestinian flag in front of a Starbucks coffee shop as they take part in a demonstration in support of Palestinians, demanding an immediate ceasefire in Gaza, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Barcelona, Spain, December 16, 2023. REUTERS/Nacho Doce
Momen Starbucks Barcelona Digeruduk Massa Pro Palestina. (Foto: REUTERS/NACHO DOCE)
Bali -

Starbucks adalah salah satu merek yang paling kena dampak dari kampanye boikot produk pro Israel. Waralaba asal Amerika Serikat (AS) itu kian merana setelah diserang aksi boikot.

Dilansir dari detikFinance, banyak orang di penjuru dunia yang menyerukan kampanye boikot merek atau produk yang pro Israel atau terafiliasi dengan Israel. Salah satu merk yang termasuk dalam daftar boikot adalah Starbucks.

Dalam laporan Reuters disebutkan bahwa Starbucks menuntut serikat pekerjanya yang mewakili ribuan baristanya di 360 gerai di Amerika Serikat, seusai mengunggah pernyataan yang dinilai pro terhadap kekerasan yang dilakukan Hamas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, perusahaan juga menyatakan dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian dan kekerasan. Mereka juga menyatakan tidak setuju dengan pandangan yang diungkapkan oleh serikat pekerja.

Belakangan, Starbucks dianggap terafiliasi Israel. Mereka ini menjadi sasaran kampanye boikot di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Dampaknya kian terasa. Raksasa waralaba itu kian merana. Nilai pasar Starbucks anjlok, bahkan berujung pada PHK karena penjualan terus menurun.

Dampak boikot terhadap bisnis Starbucks

1. Nilai Pasar Starbucks Anjlok

Diduga sebagai dampak dari boikot, nilai dan saham Starbucks kerap menunjukkan penurunan akhir-akhir ini. Dikutip dari Bloomberg, saham Starbucks mengalami penurunan 1,6% pada awal Desember lalu.

Penurunan selama 11 sesi yang berturut-turut merupakan penurunan terlama sejak Starbucks didirikan pada tahun 1992. Selain itu, nilai pasar Starbucks juga mengalami penurunan hampir US$ 12 miliar.

Data penjualan pihak ketiga menunjukkan adanya perlambatan penjualan di Starbucks pada bulan November setelah raksasa kopi tersebut menghasilkan pertumbuhan penjualan yang kuat pada kuartal fiskal keempat.

2. PHK

Starbucks Mesir diduga telah memberhentikan sejumlah pekerjanya setelah ada kampanye boikot. Melansir dari The New Arab, salah satu pekerja Starbucks Mesir mengatakan kepada The New Arab bahwa perusahaan telah memberitahu beberapa karyawan dan pekerja bahwa mereka akan dipecat karena penurunan penjualan yang signifikan akibat boikot yang sedang berlangsung.

3. Vandalisme

Beberapa gerai Starbucks menjadi target dari vandalisme terkait serangan Israel terhadap Palestina. Mengutip dari Fox Business, demonstran memecahkan jendela Starbucks yang terletak di Oakland, California.

Selain itu, para demonstran juga mencoret dinding dan jendela dari gerai Starbucks dengan tulisan yang berkaitan dengan serangan Israel terhadap Palestina.

Melansir dari CBS News, gerai Starbucks yang terletak di Westminster juga menjadi target dari aksi vandalisme.

Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads